Lihat ke Halaman Asli

Irpanudin .

TERVERIFIKASI

suka menulis apa saja

Kisah Mas Dur dan Bang Amin

Diperbarui: 28 Februari 2018   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nu.or.id

Setelah berakhirnya era orde diktator dua orang tokoh sebuah negara berbincang-bincang mengenai masa depan kepemimpinan negaranya.

Seorang yang disebut Bang Amin berkata:

"Bagaimana wacana tentang Mas Dur jadi presiden?"

Orang yang dipanggil Mas Dur menjawab sambil mengela nafas:

"Bang amin, untuk jadi presiden kan tidak mudah, fisik harus prima karena mobilitasnya tinggi.

Sementara saya, selain nggak bisa melihat, fisik lemah, jalan saja susah. Saya akan kesulitan kalau harus menjadi pemimpin negara sebesar ini. Kayaknya Bang Amin yang lebih pantas jadi presiden".

Mendengar jawaban Mas Dur, Bang Amin terlihat sumringah. Seusai pertemuan dengan Mas Dur, Bang Amin bekerja sangat keras, siang malam sibuk luar biasa mengumpulkan kekuatan, melakukan lobi, diplomasi, dan konsolidasi ke berbagai pihak.

Berkat kerja keras Bang Amin terbentuklah koalisi besar yang disebut: poros tengah.

Klimaksnya, di tengah pertemuan poros tengah yang dihadiri banyak orang, Bang Amin bertanya kepada Mas Dur.

"Mas dur. Pertama, sampeyan ini pemimpin organisasi massa terbesar di negara kita. Kedua, di poros tengah sampeyan yang paling senior dan kita tuakan. Ketiga, partai yang digagas sampeyan juga memiliki kursi cukup besar di parlemen. Karena itulah poros tengah sepakat mengajukan sampeyan untuk jadi kandidat presiden.

Bagaimana pendapat Mas Dur?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline