Lihat ke Halaman Asli

Irpanudin .

TERVERIFIKASI

suka menulis apa saja

Budaya Membaca Cyber Army Partai

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14254033291881161161

Ada sebuah akun kompasiana yang menarik perhatian saya sekitar satu minggu lalu. Dalam kurun 3 hari akun ini menerbitkan dua tulisan. Baru terdaftar di Kompasiana 18 Februari 2015, baru 2 kali menulis, dua-duanya langsung masuk HL. Tentu bukan orang sembarangan.

Melihat profilnya tertulis Waka DPRD DKI lulusan Birmingham. Ooh,... Pantas saja, saya otomatis mafhum.

[caption id="attachment_400741" align="aligncenter" width="233" caption="bio Tri"][/caption]

Karena ada yang menarik, selama beberapa hari ini saya bersabar menunggu tulisan berikutnya yang tak kunjung hadir. Mungkin sudah malas menulis, atau sedang sibuk membahas hak angket. Tak sabar lebih lama menunggu saya beranikan diri menulis hal yang menjadi pusat perhatian saya.

Bagi saya, dibanding isi tulisan Bp. Triwisaksana ada hal lain yang jauh lebih menarik. Jika kita perhatikan, dalam kedua tulisan jumlah like dari Facebook sangat tidak sebanding dengan jumlah view tulisan. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah komentar atau penilaian tulisan, jomplang habis.

[caption id="attachment_400739" align="aligncenter" width="522" caption="HL 1 Tri"]

1425403233897284715

[/caption]

14254033901511567968

Pada saat tulisan ini dibuat, tulisan pertama Bp. Tri hanya dilihat ( red: dibaca ) oleh 372 orang dengan jumlah like FB mencapai lebih dari 1700!! Sementara tulisan keduanya dibaca oleh 190 orang, dengan jumlah like mencapai lebih dari 3 kali lipatnya: 605 like.

Bandingkan dengan tulisan  terakhir public profile sekelas Prof. Yusril Ihza Mahendra yang hanya mampu meraup 13 like meskipun dibaca oleh 814 orang.

[caption id="attachment_400745" align="aligncenter" width="523" caption="HL Yusril"]

14254034671357081229

[/caption]

Apa yang bisa kita baca dari fakta ini?

Fakta-fakta kecil tersebut adalah indikasi kuat bahwa pengikut Bp. Tri adalah kalangan yang kurang suka membaca. Kader dan pendukung Bp. Tri lebih suka mengikuti apa pun kata pemimpinnya, tanpa menelaah isi pemikiran dan pendapatnya. Baca belakangan, telaah pendapatnya urusan ke sekian. Benar atau salah urusan nanti, yang penting orangnya.

Jika benar ada Cyber Army di barisan pendukung Bp. Tri, dari bukti itu bisa diduga keras pasukan itu bukan orang-orang yang suka membaca.

Cukup ironis, sebab konon partai tempat Bp. Tri bernaung kader-kadernya adalah intelektual yang sebagian besar lulusan S1. Dua ciri di antara ciri utama kaum intelektual adalah kritis menelaah-menimbang opini dan suka membaca. Rupanya kedua ciri tersebut tidak ada di barisan pendukung Bp. Tri.

Ingat,.... Tidak semua yang membaca tulisan Bp. Tri adalah dari partai pendukungnya. Bisa jadi banyak pembacanya hanya Kompasianer biasa seperti saya. Untungnya Kompasianer sebagian sangat besar bukan Cyber Army.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline