Lihat ke Halaman Asli

Durrotul Dea M

masih belajar

Media Sosial Sebagai Komunikasi Politik Terhadap Generasi Milenial

Diperbarui: 8 Januari 2022   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa sih yang tidak mengenal media sosial?, bahkan sekarang pun anda membaca tulisan ini lewat media sosial. Saat ini media merupakan wadah untuk meraup informasi yang kita butuhkan atau yang kita inginkan, media sosial dinilai mampu mengahadirkan cara untuk berkomunikasi yang baru dibandingkan dengan teknologi tradisional. 

Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi sangat banyak sekali varian internet (teknologi digital) yang dimana dimanfaatkan kedalam praktik demokrasi, seperti website, blog, aplikasi mobile, dan lain-lain. Penilaian yang dilakukan khalayak terhadap postingan politisi tak jarang menjadi penentu bagaiamana kapasitas partisipasi politik seseorang, termasuk pula partisipasi generasi milenial yang identik dengan ide ide kreatif dan kritis.

Sebagai aktor politik, jika ingin mendapatkan suara agar argumen mereka didengar, tentunya aktor politik harus mengenal target yang akan dituju, seperti generasi milenial, sejatinya apa sih generasi milenial itu?

Generasi milenial merupakan generasi muda yang aktif, kreatif, inovatif, serta mempunyai semangat yang kuat untuk menggapai cita-citanya tentunya mereka juga mengerti tentang media sosial, generasi milenial atau generasi muda selalu mempunyai media sosial yang dapat meng-eksplor kegiatan atau menampilkan kegiatan, kejadian, yang mereka lihat secara virtual (online). Nah dalam hal ini aktor politik dapat mendekatkan diri dengan cara ber-media sosial, meskipun bagi mereka media sosial ini cukup baru di dunia mereka, tetapi sebagai aktor politik hendaknya juga mengetahui apa kebutuhan dari target.

Transformasi politik menjadi bagian dari kontribusi media, kini media memiliki kontribusi yang sangat besar dalam membangun pemahaman masyarakat hingga perilaku politiknya, pentingnya perilaku politik dalam menunjang keberhasilan pembangunan politik. 

Pada prinsipnya komunikasi politik tidak hanya sebatas pada pemilihan umum saja, tetapi komunikasi politik ini mencakup segala bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk menyebarkan pesan-pesan politik dari pihak-pihak tertentu untuk memperoleh dukungan massa. 

Hal tersebut dikarenakan sifat dari media massa yang dapat mengangkat pesan-pesan (informasi dan pencitraan) secara masif dan menjangkau khalayak atau publik yang beragam, jauh, dan luas. 

Secara umum, asumsi menunjukkan bahwasanya demokrasi dapat dipelihara dan dipertahankan karena adanya partisipasi warga negara yang aktif dalam urusan kewarganegaraan, partisipasi aktif mereka dalam kehidupan politik tidak dapat dipisahkan dari ketersedian informasi, dan saluran media yang paling efektif untuk penyebaran informasi yakni media sosial.

Lalu yang menjadi pertanyaan apakah sejauh ini para generasi milenial telah memperhatikan berita, peristiwa yang mencakup tentang politik secara meluas?

Sebenarnya tidak ada salahnya sebagai generasi milenial itu mengetahui atau mencari info seputar politik atau bisa dikatakan melek politik, karena pada dasarnya kehidupan ini tidak lepas dengan soal politik, apalagi kita tinggal di negara Indonesia, negara demokrasi, yang dimana, siapa saja dapat mengutarakan pendapatnya. 

Untuk alasan mengapa harus melek politik karena dengan melek politik maka warga negara akan sadar dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota resmi suatu negara, hal tersebut dapat menimbulkan kesadaran yang otonom dalam partisipasi pembangunan politik dan demokrasi dengan kualitas yang lebih baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline