Dalam sebuah dasar kepemimpinan, memang seorang pemimpin harus siap dan tegas dalam mengatasi berbagai macam alur kejadian. Tentunya dalam sebuah pekerjaan dimana seorang pemimpin dibutuhkan keunggulan yang menjadikan ia sebagai sebuah nilai poin plus. Dimana konsistensi keunggulan itu sendiri membentuk bagaimana seorang pemimpin memiliki dukungan secara moral melalui diri nya dengan kemampuan lebih atau kekuatan dalam diri.
Memang pada kalanya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, ketika kelebihan yang dimiliki seorang pemimpin harus bisa mengutamakan keunggulannya sebagai penilaian diri yang membuat setiap orang merasa percaya karna adanya kemampuan dalam diri atau kelebihan.
Dan dalam bukunya The Leadership Experience (2018) oleh Richard L Daft mengidentifikasi terdapat 3 peran pilihan bagi seseorang yang menjadi pemimpin yang sesuai dengan kekuatan yang yang dimiliki, yaitu:
Peran operasional menjadi jalur konkrit dalam implementasi tugas seorang pemimpin karena memiliki hubungan langsung dengan semua sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya, sebagai seorang eksekutif memiliki kendali pada semua pusat sumber daya operasi sebuah perusahaan.
Peran kolaboratif merupakan implementasi kepemimpinan yang dilakukan secara horizontal yang menyentuh semua orang pada lini manajer proyek, tim kerja maupun yang lain.
Peran advisory akan memainkan tugas sebagai pemberi saran, nasehat dan rekomendasi bahkan panduan bagi semua yang terlibat untuk mensukseskan sebuah pekerjaan bahkan tujuan perusahaan keseluruhan. Secara struktural, peran ini umumnya ada di bagian legal, keuangan dan sumber daya manusia dalam perusahaan.
Dalam 3 identifikasi pilihan ini, yang menurut peran yang paling menunjukan konsistensi dalam keunggulan diri ialah Peran Kolaboratif dimana seorang pemimpin melakukan secara langsung kepada tim kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H