Hai Kompasianer, kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Remote Working, berupa sistem bekerja jarak jauh yang sudah banyak digeluti oleh pekerja saat ini karena tersedia kesempatan yang luas dengan cakupan internasional.
Jadi, kita bisa melamar pekerjaan ke berbagai negara yang sedang membutuhkan pekerja dengan skill tertentu yang sedang dicari, yang bisa kita lakukan dari rumah saja atau dimanapun kita berada.
Namun, dengan memilih sistem kerja ini ada satu hal yang dapat berkurang dari hidup kita yaitu berinteraksi secara langsung dengan orang lain mengingat pekerjaan ini umumnya hanya menyibukkan kita dengan laptop, komputer atau gadget lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan.
Remote working merupakan pekerjaan yang dilakukan secara fleksibel bisa dilakukan dimana saja dengan pantauan melalui sistem perusahaan yang berlaku tanpa harus bersiap ke kantor, kurang lebih sama dengan sistem kerja WFH yang terjadi akibat kebijakan PPKM yang diberlakukan pemerintah Indonesia untuk menangani Pandemi Covid 19 sejak awal tahun 2021.
Tentunya remote working menjadi salah satu pilihan menarik sebagai gaya bekerja zaman ini untuk mencapai work life balance, apalagi untuk anak muda yang gemar mengefesiensi hidupnya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk pergi dan pulang kantor, biaya makan, dan lain sebagainya.
Lifestyle seperti inilah yang banyak didambakan anak muda sehingga dapat memiliki banyak waktu luang di rumah masing -- masing bersama keluarga jika pekerjaan nya di hari itu sudah selesai karena mengingat pekerjaan nya yang fleksibel, terkadang tidak memiliki batas waktu dan hanya disesuaikan dengan selesai nya pekerjaan yang ada, dengan mengandalkan kedisiplinan oleh masing -- masing individu yang menekuni sistem kerja ini.
Tidak dapat dipungkiri sistem bekerja secara remote ini memang dapat mengurangi aktivitas sosial kita dalam berkomunikasi dengan orang lain oleh karena terbatas nya ruang dan waktu sebab cenderung menghabiskan waktu sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan nya. Bagaimanapun bersosialisasi penting untuk kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, berikut beberapa hal negatif apabila manusia jarang bersosialisasi :
- Dapat menyebabkan stres
Apabila jarang melakukan komunikasi dengan orang lain sehingga jarang adanya interaksi dengan sesama, maka risiko stres akan meningkat disebabkan permasalahan yang sering dipendam sendiri karena keterbatasan bertemu dengan orang lain, akibat dari stres juga dapat mengurangi kekebalan tubuh sehingga dapat beresiko mengganggu kesehatan tubuh.
- Kurangnya rasa percaya diri
Rasa percaya diri dapat dibentuk saat kita sering mengekspresikan diri, akibat dari jarangnya bersosialisasi menyebabkan kurangnya bergaul sehingga tidak bisa mengungkapkan sesuatu untuk melatih rasa percaya diri.
- Terganggunya kesehatan mental
Kurangnya intensitas bertemu dengan orang lain dapat membuat kita merasa kesepian, apabila merasa kesepian dapat berbahaya bagi mental seseorang, apalagi jika ditambah dengan rasa stres dan kurangnya percaya diri yang juga sama sama- sama berpengaruh terhadap kesehatan mental.
Hal itu tadi beberapa dampak negatif dari kurangnya sosialisasi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari, dan dapat menjadi faktor untuk anda pikirkan apakah akan tetap menggeluti bekerja secara remote atau memilih tetap bekerja di kantor terlebih untuk kalian yang lebih senang bertemu dengan orang lain dan berbincang mengutarakan emosi serta pemikiran, terutama bagi anda yang berkepribadian ekstrovert dan tidak tahan berlama- lama sendirian dan menjadikan interaksi dengan orang lain maupun teman merupakan sebuah energi dan semangat pada kehidupan sehari- hari anda.