Lihat ke Halaman Asli

Inilah Penghargaan Bergengsi Sally Giovany di Akhir Tahun 2015

Diperbarui: 31 Desember 2015   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sally Giovanny wanita cantik asal Kota Udang ini tak menyangka bahwa diakhir tahun 2015, dirinya dapat meraih peghargaan People of the Year 2015 kategori entrepreneur dari salah satu media cetak nasional atas semangat dan kerja kerasnya dalam menjalankan usaha bisnisnya dibidang fashion.

Kabar bahagia ini disampaikan oleh Tim redaksi media cetak tersebut melalui sekretarisnya yaitu valentina. “Saat mendapatkan kabar tersebut, bu sally kebetulan sedang umrah bersama keluarganya” ucap valentina. Sally yang merupakan anak pertama dari dua bersodara ini awalnya tak menyangka di akhir tahun 2015 akan mendapat penghargaan yang bergengsi ini, mengingat bahwa selama ini Sally yang menjalankan usaha bisnisnya dibidang fashion batik bersama sang suami tercinta, Ibnu Riyanto.

“tentunya ini akan menjadi acuan saya untuk tetap berkarya melestarikan batik. Dan juga semoga menjadi acuan untuk karyawan saya yang pastinya telah banyak membantu dan mendukung saya hingga saat ini” ucap Sally sesaat setelah melakukan wawancara langsung dengan wartawan media cetak di Toko batik miliknya

Ini bukan kali pertamanya Sally giovanny mendapat penghargaan dari media cetak, bahkan sebelumnya sally berhasil mendapat penghargaan sebagai tokoh inspirasi dari media local hingga media nasional.

Sally yang menguraikan masa lalunya sebagai anak "broken home" ini awalnya hanya melakukan bisnis fashion batik dengan berjualan kain mori bersama sang suami yang menikahinya pada saat mereka sama-sama berumur 17 tahun. Dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 15 juta dari hasil amplop pesta pernikahannya.

" kalau mengingat perjuangan masa lalu saya bersama sang suami itu memang engga mudah, yang lain mungkin abis nikah mikirnya pasti mau nyicil rumah, kendaraan, perabotan rumah tangga yang mewah dan lainnya, tapi kalau saya sama mas ibnu itu uang nikahan kita jadikan modal usaha berjualan kain mori. awalnya memang dari kampung ke kampung tapi karena kami pikir pemasukan itu kurang sehingga kami nekat untuk hijrah ke ibukota jakarta," Kata Sally.

Sally juga mengaku saat hijrah ke ibukota itu dirinya tidak pernah menyewa tempat istirahat seperti hotel atau losman. hal tersebut mengingat kondisi keuangan yang sangat terbatas sehingga dirinya pun rela untuk bermalam bersama sang suami di tempat pom bensin atau mushalla untuk beristirahat.

tak perlu waktu singkat sally bersama sang suami itu pun akhirnya mulai menemukan titik terang dalam melakukan usaha bisnisnya. karena keduanya tak pernah haus untuk belajar memahami bisnis yang banyak disukai oleh masyarakat. sehingga dengan pengetahuan dan tekadnya untuk dapat menjadi salah satu pengusaha sukses akhirnya sally dan ibnu dapat membuka toko kecil-kecilan dengan nama IBR yang berasal dari kata IBNU BARENG RABI (Ibnu bersama Istri) atau bisa pula bersal dari kata IBNU RIYANTO ditahun 2006.

" awalnya saya melihat kain mori yang saya jual itu banyak dibeli oleh para pengerajin untuk membuat batik dari situ saya mulai belajar mengenal apa itu batik dan sebagainya sehingga tidak beberapa lama saya dan mas ibnu pun memutuskan untuk melakukan bisnis usaha dibidang batik, awalnya kami juga pernah merasakan rugi pada saat kain batik yang kami bikin dan dijual di pasar tanah abang jakarta itu ternyata tidak laku, sehingga kami pun menjual barang tersebut dengan harga murah dan dijual di kampung halaman saya, " tambah sally.

kesabaran dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha bisnisnya itu pun akhirnya sally dapat membuka usaha toko batik yang kini telah menjual berbagai pernak-pernik dan aksesoris berbahan dasar kain batik. tepatnya di tahun 2011 sally dan ibnu pun meresmikan salah satu toko pusat grosir baju batik di wiliyah plered kabupaten cirebon yang tak jauh dari rumahnya.

dari usaha tokonya itu sally dan sang suami terus melakukan berbagai perubahan agar barang jualannya dapat dikenal dan diterima oleh masayrakat. dengan mempekerjakan dua pengerajin batik itu sally secara perlahan memberikan berbagai inovasi desain model batik. yang kini mulai banyak digunakan oleh masayrakat Cirebon. ###

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline