Lihat ke Halaman Asli

Dea Ardhia

S1 perencanaan Wilayah dan Kota - UNEJ

Ekternalitas Negatif yang Diakibatkan oleh Limbah Pabrik Gula

Diperbarui: 20 Maret 2020   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ekternalitas adalah biaya yang harus di tanggung atau manfaat secara tidak langsung yang di berikan suatu pihak akibat aktivitas ekonomi, ekternalitas di bagi menjadi dua yaitu ekternalitas positif dan ekternalitas negative.

Ekternalitas positif itu terjadi apabila dampak nya bersifak membangun, sedangkan eksternalitas negative itu apabila dampaknya bersifat mengganggu maupun mengancam. Disini akan kita bahas mengenai masalah ekternalitas negative yaitu pencemaran air yang di akibatkan oleh aktifitas public.

Seperti yang terjadi di kabupaten kudus, tepatnya di desa mejobo kecamatan kudus warga menggelar aksi protes karena terdapat limbah pabrik gula dengan menempel sejumlah poster tuntutan di bantaran sungai. Dikarenakan tidak hanya masyarakat yang terganggu dengan adanya limbah pabrik gula tersebut namun hal ini juga berdampak terhadap ekosistem air tawar di sungai pendor.

Menurut kesaksian warga permasalahan limbah pabrik ini terjadi sejak belasan tahun yang lalu. Tak hanya berdampak pada ekosistem air tawar sungai pendor, masalah ini juga berdampak terhadap lahan pertanian warga. Berdasarkan UU nomor 3 tahun 1997 mengenai pencemaran air yang mana menurunnya kualitas air karena masuk atau dimasukkannya zat-zat yang dapat menurunkan kualitas air yang di akibatkan oleh aktivitas manusia.

Pencemaran air yang di akibatkan oleh pabrik seperti yang sudah saya paparkan di atas adalah merupakan ekternalitas dampak produsen terhadap konsumen, yang bersifat negative. Karena dampaknya dapat merugikan. Yaitu dapat merusak ekosistem air tawar yang ada di sungai pandor, dapat menurunkan produktivitas lahan pertanian masyarakat karena tercemar oleh air sungai yang didalamnya terdapat limbah pabrik.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka pemerintah dapat mengatasinya dengan cara memberi kebijakan-kebijakan. Yaitu seperti command and control yang policy dan kebijakan yang berorientasi pada pasar.

Kebijakan command and control policy merupakan kebijakan pemerintah dengan cara melarang pelaku ekonomi jika pelaku ekonomi tersebut melakukan aktivitas yang berdampak negative terhadap masyarakat maupun lingkungan di sekitarnya. Sedangkan kebijakan yang beorientasi terhadap pasar adalah pemerintah yang meminimalkan eksternalitas dengan cara meningkatkan tarif pajak untuk ekternalitas yang berdampak negative dan memberikan insentifikasi terhadap ekternalitas yang berdampak positif.

Juga dapat dilakukan himbauan terhadap pemilik pabrik untuk memperhatikan kondisi lingkungan yang terkena dampak dari aktivitas ekonominya dan harus berpaya mengurani dampak tersebut dengan mengolah kembali limbah yang dihasilkan agar tidak langsung di buang begitu saja sehingga dapat merugikan masyarakat dan lingkungan . Selain itu pemerintah juga dapat membuat kebijakan- kebijakan lain yaitu dengan tidak memberi ijin terhadap pembangunan pabrik yang berlokasi dekat dengan lingkungan masyarakat. Juga dengan melakukan pengawasan terhadap aktivitas ekonomi yang dapat berdampak negative terhadap masyarakan dan ekosistem di sekitarnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline