Lihat ke Halaman Asli

Dea Andrea

Freelance Writer

Locus of Control, Membangun Motivasi Siswa dalam Dunia Pendidikan

Diperbarui: 27 Juni 2023   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: RODNAE Productions @ pexels.com  Memotivasi siswa untuk menjadi pekerja keras dengan membentuk locus of control mereka.

Locus of Control adalah tingkat kemampuan seseorang untuk mengendalikan hidupnya berdasarkan pengalaman atau situasi yang sedang dihadapinya. Locus sendiri berasal dari bahasa Latin loci yang berarti tempat atau lokasi.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Julian B. Rotter pada tahun 1954. Beliau adalah seorang psikolog yang berasal dari Amerika, dan telah mengembangkan studi dan teori yang berkaitan dengan pemahaman seseorang dalam lingkungan sosial.

Secara umum, locus of control terbagi menjadi dua, yaitu external locus of control dan internal locus of control. Nah, apakah yang membedakah keduanya? Yuk, kita simak contoh berikut.

Pada tahun 1998, seorang guru SD bernama Claudia M. Mueller melakukan percobaan terhadap murid-muridnya, di mana mereka diminta untuk menyelesaikan sebuah permainan puzzle. 

Tidak memandang bagaimana hasil yang mereka serahkan, sang guru memberikan semua muridnya nilai A+. Kemudian, separuh dari murid-murid tersebut Mueller puji sebagai murid yang pekerja keras, sementara sebagian lagi dipuji sebagai murid yang cerdas. 

Setelah itu, para murid diminta untuk menyelesaikan 3 buah puzzle lagi dengan tingkat kesulitan mudah, menengah hingga sulit untuk diselesaikan. Ternyata, sekelompok murid yang dipuji sebagai pekerja keras dapat menyelesaikan semua puzzle dengan baik. 

Sementara, sebagian murid lagi yang dipuji cerdas hanya menyelesaikan puzzle termudah dan mengabaikan sisanya. Ketika Mueller bertanya apakah tantangan puzzle tersebut menyenangkan, para murid hanya menjawab hal itu biasa saja.

Menariknya, kelompok murid yang dipuji 'pekerja keras' justru mengatakan mereka sangat menyukai tantangan puzzle tersebut. Apakah yang dapat kita tangkap dari percobaan guru tersebut? 

Ternyata, anak yang dipuji pintar menunjukkan tingkat motivasi yang rendah, sementara anak yang dipuji pekerja keras memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dan tertantang untuk menyelesaikan sebuah masalah. 

Contoh tersebut menjelaskan bagaimana external dan internal locus of control terbentuk dalam diri seseorang. Seseorang dengan external locus of control cenderung memiliki motivasi yang rendah karena merasa dunia sekitarnya menjadi penghalang untuk menyelesaikan masalah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline