"dari bangun tidur sampe tidur lagi buka media sosial". (Ocha, wawancara 25 Oktober 2019).
Pasti kalian pernah merasakan tidak ingin ketinggalan berita atau trend yang sedang popular? Kecemasan yang dirasakan akan terus menghantui diri sendiri untuk segera mencari tahu apa yang sedang diperbincangkan di dunia. Kita sering kali tenggelam dalam lautan informasi dan interaksi sosial yang tanpa batas. Hal ini membuat kita sering merasa tertinggal, di sinilah apa yang dinamakan Fomo muncul. FoMO (Fear of Missing Out) menjadi semacam hantu digital yang menghantui kehidupan sehari-hari, memicu kecemasan dan ketidaknyamanan karena takut ketinggalan berbagai momen, kejadian, atau kesempatan.Hal itu membuat saya menjadi seseorang yang tidak bisa kalau tidak mengikuti trend yang sedang beredar. Terlalu sering mencari tahu hal-hal baru yang sedang di perbincangkan oleh Masyarakat luar.
Saya merasakan hal itu sejak saya duduk di bangku SMA hingga sekarang saya sudah menjadi mahasiswi. Namun, kebiasaan itu yang membuat saya terus-terusan mencari tahu apa yang sedang trend atau popular di Sosial Media. Membuat Video yang sedang trend di Sosial Media dan berita baru yang sedang di perbincangkan oleh Media. Seperti hal nya ada brand kecantikan baru di Sosial Media yang membuat saya tertarik untuk membeli brand kecantikan tersebut, karena berdasarkan rekomendasi dari salah satu selebgram yaitu Annya Erica yang mempromosi kan brand kecantikan tersebut dan membuat saya tertarik untuk membeli. Saat saya membeli brand kecantikan tersebut, ternyata tidak cocok di kulit saya karena kandungan dari brand kecantikan tersebut. Kemudian saat saya menyadari bahwa menjadi seseorang yang FoMO membuat saya menjadi lelah menjadikan hal yang berdampak negatif untuk anak muda seperti saya.
Teori determinasi diri adalah sebuah teori yang menekankan pentingnya kebebasan individu dalam bertindak sesuai pilihannya, dan juga adanya motivasi instrinsik dalam diri individu, sehingga ketika individu termotivasi secara ekstrinsik dan mengharapkan penghargaan eksternal maka hasil yang diperoleh akan negatif (Vandenbos, 2008). Fakta yang menyebutkan bahwa FoMO dapat mengubah sikap seseorang karena perubahan baru dan hal-hal baru yang ada di media sosial. Sikap seseorang mungkin sering memeriksa media sosial untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh teman-teman atau keluarga mereka, dan merasa tidak puas jika melihat orang lain terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan. Hal ini membuat perilaku mereka mungkin menghabiskan banyak waktu untuk melihat unggahan dan cerita di platform media sosial, kadang-kadang bahkan merasa cemburu atau kecewa melihat kehidupan orang lain.
Penting untuk diingat bahwa media sosial sering kali hanya menampilkan sisi terbaik dari kehidupan orang, dan tidak selalu mencerminkan kenyataan secara menyeluruh. Apakah kecemasan seseorang dalam ber sosial media dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari? Lalu bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Tentu saja bisa, hal tersebut dapat di hindari dengan cara menyibukan diri dan melakukan banyak aktivitas, Menetapkan prioritas yang sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi, tidak terpengaruh oleh tekanan untuk selalu terlibat dalam segala hal. Dengan itu kamu bisa mengurangi adanya rasa cemas apa yang sedang terjadi di media sosial tentang apa saja yang sedang trend di luar sana. Salah satu mahasiswi di UPJ yaitu Aiskha Amanda pernah berkata "jangan jadikan Sosial Media sebagai patokan kehidupan."
Dapat disimpulkan bahwa kecemasan ber Sosial Media tidak membuat keuntungan bagi kita dan hal tersebut yang kita lakukan di kehidupan nyata tidak seperti di Media Sosial. Karena hal tersebut dapat mengganggu aktivitas kehidupan kalian dan selalu bergantung dengan adanya trend baru yang tidak menguntungkan sama sekali untuk kita. Hal tersebut mungkin memang sulit untuk beberapa orang yang sudah terlalu bergantung dengan adanya trend, namun masih bisa dikendalikan dengan kemauan diri sendiri dan mencari kesibukan lainnya. Mulailah mengindari diri dari kecemasan ber sosial media.
Pertama, luangkan waktu untuk menikmati momen sendiri tanpa terus-menerus memeriksa apa yang dilakukan orang lain. Karena, dengan ini kamu bisa mempunyai banyak waktu untuk dirimu sendiri tanpa ada kecemasan. "Meluangkan waktu untuk bersantai bukanlah suatu kemalasan -- ini adalah strategi untuk memulihkan energi penting yang dibutuhkan kehidupan." Kutipan dari Kutipan Hari. Agar tidak bingung dan bosan lakukan lah seperti berbelanja di mall, dan berpergian Bersama teman-teman tanpa sosial media. Atau bisa juga mencari hobi baru yang selalu ingin kamu lakukan, hal ini bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang. Jadi dengan hal ini, kamu lebih bisa mengindari adanya kecemasan dalam dirimu dan hal ini juga bisa menjadi lebih dekat dengan diri sendiri.
Kedua, Tentukan prioritas dalam hidup kamu. Tahu apa yang benar-benar penting dan fokus pada itu. Jika kamu seorang siswa atau mahasiswa, prioritaskan diri di Akademik. Misalnya, kamu bisa bikin jadwal yang realistis untuk belajar dan mengerjakan tugas. Tidak perlu perlu sampai tengah malam lalu tidur larut malam, ya. Pastikan juga ada waktu untuk istirahat. Kadang istirahat akan membuat otak menjadi lebih fresh untuk menangkap materi pelajaran. Lalu, kalau ada kesempatan untuk ikut kegiatan sosial atau refreshing, jangan ragu untuk ikut. Jangan sampai kehilangan momen-momen sosial yang bisa nambahin semangat hidup kalian. Seorang ahli yaitu Nelson Mandala pernah berkata "education is the most powerful weapon which you can use to change the world" intinya, akademik itu penting bagi kita. Prioritaskan akademik, tetapi jangan lupakan juga kebahagiaan dan kesehatan mental kamu. Kalau kamu bisa menyeimbangkan semuanya, percayalah, hidup jadi lebih enjoy dan tidak terlalu stres.