Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Dea Manolini Putri dari Fakultas Psikologi menjalankan progam BKP MBKM ( Bentuk Kegiatan Pembelajaran Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ).
Program ini dilaksanakan di SD Bahrul Ulum Surabaya, yang berada di jalan Putat Jaya Sekolahan nomor 70 -- 72 Surabaya. Program pelaksanakan ini dilaksanakan dimulai pada tanggal 8 November hingga tanggal 20 November 2021.
Proses pembelajaran secara tatap muka menjadi salah satu hal yang penting menunjang pendidikan di Indonesia, karena pada musim pandemic covid 19 anak -- anak sudah belajar secara daring sekitar hampir kurang lebih 2 tahun.
Hal ini membuat dampak belajar siswa -- siswi menurun, berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada siswa -- siswi kelas 6 SD Bahrul Ulum Surabaya mengatakan " Sekolah daring itu membosankan kak, karena harus melalui online dan tidak bertemu dengan teman dan juga guru -- guru.
Apalagi materinya susah di pahami kalau di jelaskan lewat online" Dalam hal ini maka mereka sudah bosan dengan pembelajaran daring, mereka mengakui bahwasannya proses pembelajarannya sulit untuk di mengerti ketika guru menerangkan materi.
Pada wawancara kepada wali kelas 6, yakni Ibu Ema menuturkan " Dalam proses pembelajaran daring dan PTM yang baru saja di mulai, anak -- anak kesulitan mbak memahami materi pelajaran yang diberikan, apalagi pelajaran IPS yang banyak mengenai sejarah terutama ASEAN.
Itu anak -- anak malas membacanya sehingga mereka kurang paham kalau pelajaran IPS " tutur Ibu Ema selaku salah satu wali kelas 6 SD Bahrul Ulum Surabaya ( Jum'at, 19/11/2021). Berdasarkan penuturan dari Ibu Ema bahwa anak -- anak masih sulit memahami pelajaran IPS yang dimana pelajaran ini berkaitan dengan sejarah -- sejarah dari Indonesia.
Menurut Dea Manolini Putri, peserta program BKP MBKM mengatakan " Saya membuat media alat Pop Up Book ini mampu membantu siswa dalam memahami materi IPS yang berkaitan dengan Peran Indonesia dalam ASEAN. Karena bab IPS itu banyak maka saya membuat POP UP BOOK, supaya siswa -- siswi minat tertarik membaca dan juga bisa memainkan bentuk -- bentuk 3 dimensi yang di buat dalam media POP UP BOOK.
Sehingga ketika membaca siswa -- siswi tidak akan merasa bosan karena adanya bentuk -- bentuk materi yang dibuat. Dan ternyata dari hasil uji coba anak -- anak memainkan alat permainan pop up book ASEAN ini, siswa -- siswi mudah terpahami dan mudah mengingat isi materi dari Peran Indonesia dalam ASEAN." Ujar Dea Manolini Putri, salah satu mahasiswa UNTAG Surabaya ( Jumat, 10/12/2021 )
Sebelum melakukan pembuatan alat peraga edukatif yang bertemakan " Pop Up Book " ini, Dea memberi buku panduan terlebih dahulu kepada dosen pendamping lapangan yaitu Isrida Yul Arifiana, M.Psi., Psikolog dan Rahma Kusumandari, M.Psi., Psikolog. Tujuannya agar alat peraga edukatif yang dibuat mampu bermanfaat dan berguna bagi siswa -- siswi SD Bahrul Ulum Surabaya, sesuai dengan kebutuhan yang berdasarkan lapangan.
#UntagSurabaya