Lihat ke Halaman Asli

Ego yang Tak Berarti

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

berkali-kali
beratus-ratus kali menelan kepahitan
tapi saat si beratus-ratus kali tersebut menuju sejuta
bom itu pun meledak, tp sayang tdk meledak diwajah mu
hahaahahaaa....
meledak dalam sakuku sendiri dan luka di dada ini
bleketek..duarrrrrrrrrrrrrr dalam sandiwara perdamaian
pejamkan mata dan berlari dalam panggung berjudul "membahagiakan"
bahagia jgn buat jd topeng tapi lahirkan dr kejujuran.
hohoooo...diam !!!!
diammmmmmmmmmm...diammmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
cukupppppppppppppp diam dan simpan hujatan mu.
percaya satu hal saat kau berkata aq mengasihi mereka maka sikap pun akan sama bentuk dgn yg ada dalam hatimu.
tidak ada kata lain dimulut lain dihati.
aku sudah kehilangan
aku sudah tak memiliki
miskin
tapi bukan aku miskin dan berhak untuk disepelekan
lalalalalalallalalallalalalalalala..............
aku malu.. malu saat aku berkata dulu aku mengasihi mu tp sekarang aku membenci mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline