Lihat ke Halaman Asli

Guru Harus Bisa Berperan "Ganda"

Diperbarui: 13 Maret 2016   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bimbingan pada dasarnya merupaka upaya pembimbingan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Berkaitan dengan bimmbingan ini, Shertzer dan Stone (1971) mengartikan bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan ligkungannya. Ini berarti bahwa dengan adanya bimbingan dapat mengarahkan anak menuju kedewasaan, memberi arah jalan yang tepat, yang sesuai dengan norma dan aturan yang benar, agar anak tersebut tidak terjerumus ke jalan yang salah.

Menurut Syaodih (2008:16), bimbingan yang ditujukan untuk anak usia dini merupakan upaya bantuan yang dilakukan oleh guru terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Dapat dipahami bahwa bimbingan diartikan sebagai bantuan dalam rangka mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan yang dihadapi oleh masing-masing anak. 

Dengan menekankan pada makna “bantuan” pada konsep bimbingan ini menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan ialah peserta didik sendiri tanpa melakukan pemaksaan kehendak dari pembimbing atau guru.

Adapun tujuan bimbingan anak usia dini secara umum ialah untuk mengembangkan ketrampilan sosial emosional dan kepribadian anak yang diperlukan dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki sehinggan berguna bagi diri dan lingkungan sekitarnya. Menurut Syaodih (2008:160, tujuan bimbingan pada anak usia dini dilakukan untuk membantu mereka dalam hal: (a) lebih mengenal dirinya, kemmapuannya, sifatnya, kebiasaannya, dan kesenangannya; (b) mengembangkan potensi yang dimilikinya; (c) mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya; dan (d) menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.

Pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk anak usia dini tentu berbeda dengan pelayanan bimbingan pada orang dewasa, atau untuk siswa sekolah yang lebih tinggi dari pendidikan anak usia dini, walaupun pada prinsip dasarnya, beberapa bagian hampir memiliki kesamaan. Adapun prinsip-prinsip pelayanan bimbingan untuk anak usia dini, menurut Syaodih (2008:18) adalah sebagai berikut:

1.Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
2.Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah.
3.Bimbingan merupakan proses yang berpusat pada anak yang dibimbing.
4.Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik motorik, kecerdasan, sosial, maupun emosional.
5.Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.

Mengenai strategi dan ruang lingkup garapan bimbingan anak usia dini, Sholehudin dalam Saripah (2006:44) menjelaskan bahwa pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok. Pertama, bimbingan diimplementasikan dengan cara mendesain ruang atau tempat dan alat perlengkapan belajar dan bermain sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan belajar anak. Kedua, bimbingan diimplementasikan dengan cara menciptakan suasana interaksi dan perlakuan pendidikan atau pembelajaran yang sehat dan terhindar dari suasana konflik dan stres. 

Ketiga, bimbingan diimplementasikan dengan menyelenggarakan aktivitas bimbingan kelompok yang terprogram untuk mengembangkan aspek-aspek perilaku dan pribadi tertentu sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan belajar anak. Keempat, bimbingan diimplementasikan dengan memberikan layanan intervensi khusus untuk anak-anak tertentu yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus.

Layanan bimbingan pada anak usia dini menggunakan layanan terpadu, artinya layanan bimbingan dilaksanakan secara terintegrasi dengan seluruh kegiatan pendidikan. Untuk mencapai target pelaksanaan yang terpadu atau terintegrasi dengan seluruh kegiatan pembelajaran ini, Martini (2004:63) menyarankan agar bimbingan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. 

Pertama, pendekatan instruksional dan interaktif. Kedua, pendekatan dengan sistem, yaitu dengan memberikan suasana di lembaga pendidikan dan lingkungannya yang menunjang perkembangan anak. Ketiga, pendekatan pengembangan pribadi yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang sesuai dengan kondisi dan kemampuan dirinya. Guru pada anak usia dini memiliki peran ganda, selain sebagai pengajar juga berperan sebagai seorang pembimbing, yang pelaksanaannya secara terpadu dan integral dengan pengelolaan program kegiatan setiap hari.

Pembimbing anak usia dini perlu memiliki dan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, baik dari segi kemampuannya maupun sikap dan ketrampilan memahami makna bimbingan. Abdulhak (2003:33), merekomendasikan berbagai kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik anak usia dini, yang berupa kompetensi akademik, kompetensi professional, dan kompetensi sosial-pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline