Lihat ke Halaman Asli

Sandiwara di Balik Kain Hitam

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua terungkap,ini berawal dari hobi yang ku benci

Bagaimana tidak,

Ku ikuti cara mainnya,tak butuh teman,hanya saja popularitas sebagai bunga desa

Desa yang indah,desa yang terjaga,desa yang lenkat dengan alam,

Alam yang dingin,dingin dengan social.

Tapi,kelap-kelip kota jauh disana ada dalam hatiku,

Jeruji besi menghiasi setiap sela ventilasi hidupku.

Mau tak mau,ku ikuti adat istiadat sosial budaya lingkunganku.

Lihat saja,aku hidup,hidup aku,ku jadikan pedoman masa akhiratku,

Ku patuhi hukum sosial yang ada,kau..kau ikuti juga cara jalan hokum sosialku. Jangan marah !!!

Hahahaha…marahmu ke goblog-goblog-goblog-blog-blog-blog-brok-broknya moralmu,

Hai..aku manusia,manusia yang butuh moral untuk kebenaranku,ini dunia filsafat,Jadi kau duduk manis melihat pantas hidupku.

Mau ikut main?dan danlah dengan menarik dan naik diatas panggung duniaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline