Hallo, Assalamualaikum teman teman, perkenalkan nama saya Danu Cahya Prastiyo, saya adalah salah satu penerima beasiswa 50% dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, jurusan Perhotelan. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin memberikan sedikit informasi mengenai Budidaya Ikan Nila yang telah keluarga saya jalani sejak Juli tahun 2020.
Di era pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung selama 1 tahun terakhir ini, membuat hidup di kampung menjadi sangatlah sulit. Dimana, bantuan pemerintah yang sekian lama , semakin tidak terasa efektif.
Dengan di berlakukannya kebijakan Lockdown pada kota Jakarta, mengakibatkan banyak sekali para perkerja yang di rumahkan, salah satunya adalah Bapak Saya. Sejak bulan mei tahun 2020 hingga sekarang bulan februari tahun 2021, bapak saya sudah tidak berkerja sebagai karyawan Teknik di kantornya.
Walaupun pihak kantor tetap memberikan kompensasi gaji 1 juta rupiah perbulan, tetapi itu masih sangat memberatkan bagi keluarga kami, dimana dengan kondisi yang sangat memprihatinkan seperti ini, Bapak saya harus tetap membiayai sekolah saya dan ke dua adik saya yang cukup besar jumblahnya, belum lagi untuk pembayaran tagihan listrik dan untuk kebutuhan sehari hari.
Dua bulan semenjak kebijakan Lockdown pada kota Jakarta, saya dan Bapak saya membuat kolam ikan disekitar rumah saya dan setelah itu kami membeli bibit ikan yang nantinya untuk kami konsumsi sendiri.
Pada awalnya kami membeli bibit ikan lele, akan tetapi karena ikan lele terkesan jorok dalam pemeliharaannya (Maksudnya Air cepat keruh dan bau ), kami mengganti bibit ikan lele dengan bibit ikan nila Merah. Waktu itu kami membeli sekiranya 120 bibit ikan nila merah dengan ukuran 2-3 jari. Setalah 5 bulan ikan nila ini kami pelihara, bibit bibit ikan ini telah bertumbuh dewasa dan sudah melakukan proses perkawinan.
Dalam 1 kali proses perkawinan, biasanya 1 indukan ikan nila merah mampu menghasilkan lebih dari 250 butir telur dan presentase telur ikan ini menetas itu sangat besar teman teman, yaitu sekitar 80 %. Dan di kolam yang kami miliki, indukan nila merah telah memasuki masa 4 kali perkawinan dan telah menghasilkan lebih dari 600 ekor burayak ikan nila merah. Dan perlu waktu sekitar 5 bulan untuk membuat burayak ikan nila ini menjadi seukuran 3 - 4 jari.
Di atas adalah gambar bibit ikan nila yang berumur 2 bulan dan burayak ikan nila yang berumur baru 2 hari. Selanjutnya, kami menjual ikan nila yang sudah besar kepada para pedagang ikan di pasar, dan hasilnya 1 Kg ikan nila merah kami dihargai dengan harga 36 ribu rupiah. Dalam 1 kg ikan nila merah terdapat 4 -6 ekor ikan nila, tergantung dari ukuran masing masing ikan.
Bulan lalu, kami berhasil menjual ikan nila kami kepada para pedagang di pasar dengan total 12 Kg dan mendapatkan uang hasil penjualan sebesar 432 ribu rupiah, Alhamdulilah. Pada bulan juli tahun 2020 kami membeli bibit ikan nila seukuran 2-3jari sebanyak 120 ekor dengan harga 100 ribu rupiah, dan jika dihitung hitung untuk pembelian pakan ikan selama 6 bulan yaitu sebesar 50 ribu. Jadi keuntungan bersih kami dalam membudidaya ikan nila selama 6 bulan terakhir adalah sebesar 282 ribu, Alhamdulilah. Menurut saya ini adalah awal yang baik dalam usaha kami untuk membudidaya ikan nila, khususnya dilahan yang tidak terlalu luas.
Mungkin cukup sekian informasi yang bisa saya bagikan kepada teman teman semua, saya harap informasi ini dapat menjadi inspirasi bagi teman teman semua yang ingin membudidaya ikan , khususnya di lahan yang sempit. Terakhir, sebagai informasi juga kepada teman teman semua bahwa saya menulis tulisan ini untuk memenuhi tanggung jawab saya sebagai salah satu penerima beasiswa 50% di STP Trisakti. Saya kira, cukup itu saja, saya ucapkan Terima Kasih kepada teman teman semua yang telah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya, kurang lebihnya mohon maaf , wassalamualaikum wr wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H