Mahasiswa merupakan pondasi negara dalam perubahan bangsa, hal tersebut dapat dilihat pada berbagai inovasi yang banyak dilahirkan dari berbagai hasil riset yang ditelurkan oleh mahasiswa dari berbagai bidang dan seluruh negeri bahkan global. Kontibusi mahasiswa dalam kancah pendidikan merupakan tonggak dalam mengembangkan berbagai temuan yang sudah ada sebelumnya guna memudahkan pekerjaan manusia saat ini. Era industri 4.0 menjadi tonggak sejarah berbagai macam teknologi telah digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang membutuhkan. Teknologi saat ini banyak sekali digunakan dalam berbagai perusahaan sehingga dapat merangsang produktifitas barang dan jasa pada segala sektor industri. Teknologi yang semakin masiv saat inilah mengancam sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai sektor organisasi kerja. Contohnya saja tenaga beberapa pabrik telah menggunakan tenaga robot untuk produktifitas barang, gerbang tol saat ini menggunakan e-money, hingga dunia perbankan yang memudahkan nasabah dalam mentransfer dan store uang ke mesin ATM tanpa harus ke teller bank.
Oleh karena itu pada era industri 4.0 saat ini mahasiswa dituntut dapat berkontibusi dalam berbagai hal sehingga jurusan saat menempuh pendidikan tidak menjadi dasar seorang pekerja untuk menempati posisi tertentu dalam bidang pekerjaan yang dirasa tidak relate dengan jurusan saat kuliah. Maka dari itulah saat ini calon pekerja yang masih duduk di bangku pendidikan harus memberikan inovasi tidak hanya pada bidang kuliahnya saja, namun perlu dalam segala aspek sebagai pendukung dan bekal di masa mendatang setelah lulus. Mahasiswa diharapkan harus siap dengan segala kondisi di lapangan karena mental kesiapan mental dan intelektual yang sudah teruji, namun apakah kesiapan kerja mereka mampu dan siap? Hal ini menjadi pertanyaan, karena Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia menembus 8,42 juta orang pada Agustus 2022 sehingga mahasiswa harus siap berkompetisi.
Realitanya mahasiswa dituntut pada bidang akademik yang harus memiliki nilai maksimal guna mengukur kemampuan selama pendidikan dalam hal teori maupun praktik, nilai akademik menjadi syarat dalam selesksi administrasi ketika akan menjadi calon pegawai di berbagai instanti atau perusahaan. Kompetisi yang ketat itulah mewajibkan mahasiswa tidak hanya melatih akademiknya saja, namun non-akademik yang perlu dipoles seperti berorganisasi, mengikuti ajang kompetisi, mengikuti pelatihan, dan sebagainya guna meningkatkan soft-skill. Grit menjadi faktor utama dalam meraih tujuan dalam berbagai aspek kehidupan guna meningkatkan hard-skill dan soft-skill yang semakin kompetitif dan mampu menumbuhkan kesiapan kerja. Teknologi memang menjadi alternatif dalam segala bidag pekerjaan, namun manusia tetap tidak tergantikan karena SDM yang berkualitas masih banyak mencetak prestasi guna keberlangsungan inovasi teknologi itu sendiri.
Penulis: Dian Bagus Mitreka Satata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H