Lihat ke Halaman Asli

Daiyatul Umah

Mahasiswa

Penanganan Food Waste: Peran Ahli Pangan

Diperbarui: 1 Desember 2023   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: sehatq.com

Pangan adalah kebutuhan esensial untuk keberlangsungan hidup manusia. Makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari akan diubah oleh tubuh menjadi energi yang kita gunakan untuk beraktivitas seperti bernafas, bergerak, maupun berfikir.

Menurut BPS (2023), pertumbuhan penduduk Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Seiring pertambahan tersebut, kebutuhan dalam sektor pangan dimungkinkan akan terus meningkat. Sehingga ketersediaannya harus dapat tercukupi.

Namun ditengah pemerintah dan lembaga terkait sedang fokus untuk menghadapi situasi tersebut, Indonesia saat ini juga dihadapi adanya sampah makanan atau food waste yang jumlahnya tidak sedikit. 

Menurut KLKH 2022, proporsi sampah makanan di Indonesia menduduki urutan pertama dengan jumlah sebesar 41,55%. Disusul pada urutan kedua adalah sampah plastik dengan jumlah sebar 18,55%, ketiga sampah kayu atau ranting sebesar 13,27%, dan sisanya bersumber dari sampah lain-lain.

Ironisnya di sisi lain Indonesia masih mengalami masalah kelaparan, gizi buruk dan stunting. Sehingga kedua hal tersebut dinilai sangat kontradiktif. Jika tidak diatasi dengan baik, permasalah food waste akan berpotensi mengancam ketahanan pangan di masa mendatang.

Food waste dihasilkan dari makanan layak konsumsi yang dibuang baik sebelum maupun sesudah tanggal kadaluarsa. Baik merupakan hasil dari buangan rumah tangga, pasar atau swalayan, maupun restoran. Food waste memiliki dampak yang sangat merugikan, baik secara ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Menurut Bappenas 2021, kerugian Indonesia akibat food waste pada tahun 2019 adalah sebesar 213 hingga 551 triliun pertahun. 

Di lingkungan sampah makanan yang menumpuk di pembuangan akhir dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta dapat menghasilkan gas metana. Gas metana tersebut, dapat berkontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu sampah makanan menunjukan pemborosan sumber daya, seperti tempat, air dan energi yang digunakan dalam memproduksi makanan.

Sebagai Ahli Pangan sudah sepatutnya proaktif dalam menanggapi permasalahan food waste ini. Cara yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

Pertama, sebagai Ahli Pangan dapat melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengurangan food waste dan cara pengolahan pangan yang baik untuk meminimalisir kerusakan, mempertahankan kualitas, dan untuk memperpanjang umur simpannya. Edukasi tersebut dapat berupa poster, video, seminar, pelatihan, penyuluhan, program pengabdian, maupun dengan melakukan penelitian dan menciptakan inovasi teknologi pemrosesan pangan baru. 

Selain itu edukasi juga dapat dilakukan pada sektor industri untuk pembenahan struktur rantai pasok yang mereka gunakan. Seperti pada proses distribusi yang harus disesuaikan dengan aturan, penyimpanan yang baik, maupun kebijakan first in first out.

Kedua, sebagai Ahli Pangan dapat menginisiasi kerjasama antar sektor. Kerjasama antar pemerintah, industri pangan, retail, serta masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan. Dengan membangun kerjasama yang baik antar sektor dapat dilakukan kolaborasi untuk membangun strategi dalam mengurangi food waste

Salah satu bentuk strategi tersebut adalah dengan memperbanyak organisasi food bank di setiap daerah. Food bank ini dapat menjadi pusat pengumpulan, penyortiran dan pendistribusian makanan yang disumbangkan oleh retailer, produsen, maupun konsumen. Sehingga makanan tersebut dapat didistribusikan pada mereka yang membutuhkan di daerah masing-masing.

Salah satu organisasi food bank yang ada di Indonesia adalah FOI. FOI merupakan organisasi yang mempunyai misi untuk memerangi kelaparan dengan menjadi jembatan antara masyarakat yang berkecukupan dan berkekurangan. Adapun program-program FOI diantaranya adalah, SADARI, mentari bangsaku, dapur pangan, BANKIT, RED, dan berbagi buah berbuah berkah. 

Dari salah satu organisasi tersebut dapat dijadikan inspirasi dalam membentuk food bank lainnya. Adapun peran pemerintah pada sektor ini juga dibutuhkan, seperti membuat aturan bahwa semua produsen pangan di Indonesia harus menerapkan low food waste serta memberi penghargaan bagi mereka yang mampu menerapkan program tersebut.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline