Solok Selatan merupakan sebuah daerah di bagian timur Propinsi Sumatera Barat. Yang diresmikan pada tahun 2004, bersamaan dengan Kabupaten Pasaman Barat, dan Dharmasraya. Dan saat ini di huni lebih - kurang oleh 147.369 jiwa.
Secara geografi wilayah Kabupaten Solok Selatan terletak pada ketinggian 350--430 meter di atas permukaan laut. Luas wilayahnya mencapai 359.013 Ha, yang terdiri dari 150.532 Ha kawasan hutan lindung (41,93%) dan 208.481 Ha (58,07%) kawasan budidaya. Bentang alamnya bervariasi antara dataran rendah, perbukitan, dan dataran tinggi yang merupakan rangkaian dari pegunungan Bukit Barisan.
Kabupaten Solok Selatan secara umum beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 20 C hingga 33 C. Curah hujannya cukup tinggi yaitu 1.600--4.000 mm/tahun dengan kelembaban udara berkisar 80%.
Sepanjang tahun terdapat dua musim, yaitu musim penghujan yang umumnya terjadi selama periode Januari-Mei dan September-Desember, dan musim kemarau selama periode Juni-Agustus. Dan Kabupaten Solok Selatan, terdiri atas tanah andosol dan litosol. Jenis tanah seperti ini memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur. Oleh karena itu, daerah ini sangat cocok untuk pengembangan kegiatan pertanian, terutama tanaman holtikultura dan perkebunan.
Dikarenakan daerah ini memang memiliki potensi yang sangat bagus di bidang pertanian, tumbuhan kopilah menjadi salah satu pilihan yang bisa dibilang sangat populer di Solok Selatan. Hampir disetiap daerah di Solok Selatan ditanami tumbuhan kopi. Sehingga Solok Selatan bisa dibilang, daerah yang banyak memiliki petani - petani kopi di setiap daerahnya.
Bambang, seorang perantauan dari daerah Curup - Bengkulu, yang sehari - harinya bisa di sapa pak bambang ini merupakan salah seorang buruh pabrik teh Mitra Kerinci yang terletak di daerah Sungai Lambai, Solok Selatan, dan salah satu anggota komunitas "Anak Scoter Sayang Ibu", atau disingkat dengan ASSI.
Pak Bambang juga merupakan salah seorang petani kopi di solok - selatan. Menjadi petani kopi, baginya bukan hanya sekedar petani, akan tetapi menjadi seniman di kebun kopi. Sudah hampir separuh umur sekiranya pak Bambang menjadi seniman di kebun kopi di solok selatan.
Baginya seni bukan hanya sekedar memahat ,ataupun menggoreskan kuas di kanvas. Menjadi seorang petani kopi juga harus memiliki jiwa seni, sebagai seorang seniman di kebun kopi, pak Bambang melakukan beberapa eksperimen untuk menunjang hasil dari kebun kopinya, eksperimen inilah yang disebutnya dengan istilah seni di kebun kopi.
Kopi - kopi yang ditanamnya hampir setiap bulannya berbuah, Berbeda dengan petani pada umumnya, kopi - kopi di kebun pak bambang ini memiliki tiga jenis kopi dalam satu batang, Robusta, Arabika, dan Manak. Tumbuhan kopi yang ditanamnya juga memiliki ukuran batang tidak terlalu tinggi sehingga ketika musim panen tidak terlalu kesulitan untuk memanennya, dan juga tidak perlu menebang dahan -- dahan kopi yang sedang berbuah.
Dan hampir setiap bulannya menghasilkan biji kopi yang berkualitas. Saat ini sudah lebih dari satu hektar lahan yang ditanami kopi dengan hasi yang sangat memuaskan setiap bulannya, dan yang lebih menariknya lagi beliau sangat senang berdiskusi dan tidak segan -- segan untuk berbagi ilmu dengan orang disekitarnya yang ingin belajar lebih jau tentang bagai mana menjadi seorang seniman di kebun kopi.