Lihat ke Halaman Asli

Dayu Hatmanti

TERVERIFIKASI

Menerjang Jeram Cisadane? Siapa Takut?

Diperbarui: 27 November 2017   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Keseruan masih berlanjut di hari kedua (14 November 2017) Kompasiana Visit bersama Pertamina. Setelah sebelumnya saya dan teman teman Kompasianer diajak mengenal lebih dekat Owa Jawa, satwa endemik Jawa Barat yang terancam punah di Javan Gibbon Center dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Bodogol. Kali ini, Kami ditantang untuk mengarungi  sungai Cisadane dengan perahu karet alias berarung jeram. Saya selalu tertarik dengan kegiatan diluar ruangan yang memacu adrenalin seperti ini. Saya yakin hari ini akan jadi hari yang menyenangkan.

dok pribadi

Rombongan kompasiana visit tiba di kawasan Caringin, Kabupaten Bogor pukul 10 pagi. Kami langsung berkumpul di lokasi penyedia jasa arung jeram Alamanda. Setiap peserta diharuskan menggunakan peralatan standar keselamatan seperti helm dan pelampung. Sebelum memulai kegiatan kami mendapat arahan dari staf Alamanda mengenai instruksi dan cara bermain arung jeram. Mulai dari cara mendayung, menghindari ranting pohon, menerjang jeram, hingga menghadapi kondisi darurat. Selanjutnya kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari lima orang peserta dan seorang pemandu. Tampaknya semua peserta sudah tidak sabar untuk menantang arus sungai Cisadane sejauh 8 KM. let's go!

dok pribadi

Hampir semua peserta di kelompok saya belum pernah melakukan kegiatan arung jeram sebelumnya, terbayang kan betapa perasaan senang, penasaran juga takut begitu tergambar di wajah kami begitu mulai mendayung. Tenangnya air masih bisa kami nikmati  dalam perjalanan menuju jeram pertama. Banyaknya pohon pohon rindang disepanjang sungai Cisadane membuat suasana asri yang sulit ditemui di kota besar. Udara pun masih terasa begitu bersih dan segar. Sesekali teman teman di perahu karet lain bercanda memercikan air kearah kami dengan dayungnya hingga kami basah kuyup, tentu kami tak mau kalah ikut membalas. Derai suara tawa lepas kami pun membahana.

dok pribadi

Jeram jeram kecil sejauh 2 km berhasil kami lewati dengan mulus, sampai akhirnya saya merasakan aliran air  yang lebih deras melewati bebatuan sungai dan Kang Dede, pemandu kelompok kami berteriak "Didepan ada jeram blender, semua bersiap!" seketika wajah kami menjadi tegang.  Sesuai dengan namanya perahu kami seolah terdorong pusaran air dan ikut berputar seperti blender. Jeram besar pertama ini berhasil memecah rasa penasaran kami tentang serunya bermain arung jeram. Kami berteriak dan semakin bersemangat untuk menerjang jeram jeram berikutnya.

dok pribadi

Olah raga arung jeram memang cocok untuk membangun kekompakan kelompok. Untuk bisa melewati jeram jeram yang menantang dengan selamat  tentu dibutuhkan kerja sama antar anggota. Sambil terus mengikuti instruksi dari Kang Dede kami berhasil melewati dua jeram besar yang cukup membuat perahu kami bergoyang hebat. Jeram keriunduan dan jeram kuda liar yang baru saja kami takhlukan memang tak kalah dengan jeram blender diawal pengarungan. Semuanya berhasil membuat kami menghela nafas panjang waktu berhasil melewatinya.

Eiitts tunggu dulu petualangan menjelajah aliran sungai Cisadane belum berakhir, masih ada satu tantangan lagi yang harus kami hadapi. Yap  ini dia yang ditunggu tunggu, Bendungan dengan kemiringan 90 derajat dan tinggi 3 meter sudah menanti didepan. Saya melihat satu persatu perahu karet kelompok lain yang lebih dulu maju seperti hilang begitu saja diujung bendungan. Sejujurnya nyali mulai menciut ,kamipun saling berpandangan, kami sangsi apa kami cukup berani untuk melewati bendungan ini, ahh tapi tentu saja tidak ada kata mundur , kami harus menghadapinya. 

Saatnya tiba, sekali lagi Kang Dede memberi instruksi untuk bersiap  mencondongkan badan kebelakang dan byuuuuuur ,,Jantung saya seperti masih tertinggal diatas bendungan. Ketika mendarat perasaan lega menyelimuti seisi perahui, tawa renyah kami pecah membuat suasana siang itu semakin hangat. Itulah titik akhir pengarungan sungai Cisadane kami selama kurang lebih 2 jam. Sebuah pengalaman menarik yang tak akan kami lupakan.

dok pribadi

Terimakasih teristimewa untuk Pertamina EP dan Kompasiana yang sudah memberikan kesempatan mengikuti acara visit selama dua hari ini (13-14 November 2017). Melihat langsung Owa Jawa di tempat rehabilitasinya membangkitkan kepedulian saya tentang satwa langka dan bagaimana cara ikut melestarikannya. Kegiatan arung jeram yang menantang di sungai Cisadane  juga meninggalkan kesan begitu dalam untuk saya. Tak lupa teman teman Kompasianer untuk kebersamaan kita yang singkat namun membekas di hati. Sampai jumpa di agenda visit berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline