Lihat ke Halaman Asli

D. Rifanto

TERVERIFIKASI

Membaca, menulis dan menggerakkan.

Prisilya Prety Ruhukail : Berdialog dengan Buku.

Diperbarui: 5 Januari 2022   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : Prisiliya Prety Ruhukail-istimewa.

Prisilya Prety Ruhukail : Berdialog dengan Buku.

"Saya suka membaca sejak kecil. Buku pertama yang saya baca adalah Seri Tokoh Dunia Albert Schweitzer"ungkap Prisil, biasa ia dipanggil. Buku tersebut berkesan baginya, sebab menginspirasinya untuk selalu berbagi.

Walau kesenangan membaca menurutnya tak dipengaruhi oleh siapapun melainkan buku itu sendiri. Tetapi ada peran orang tua yang menyiapkan akses bacaan padanya di rumah.

Jika menyitir konsep dari Miller dan McKenna (2016) dalam buku World Literacy : How countries rank and why it matters. Ada empat faktor yang bisa memengaruhi aktivitas literasi, yaitu soal ketersediaan akses dan budaya sebagai sebuah bentuk kebiasaan yang turut membentuk habitus literasi.

Orang tua mendukung kegemaran membacanya dengan mulai berlangganan majalah Bobo bahkan sampai ketika ia di SMP kelas 2. Dirinya selalu deg-degan menunggu majalah baru. "Ketika akhirnya datang, hal pertama yang akan saya lakukan adalah menghirup aroma majalah terlebih dahulu, haha!" jelas Prisil.

Buku-buku memang memiliki aroma yang khas percampuran dari senyawa kimia pembentuk kertas, dan itu disebut dengan bibliosmia. Sebuah kata yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti "aroma buku."

Pengalaman membaui buku dan menikmati membacanya merupakan sebuah pengalaman menyenangkan untuk banyak orang, Prisil salah satunya.

Kebiasaan mencium aroma buku masih terus dilakukannya hingga kini, walau beberapa waktu belakangan dapat terganti pengalaman berbeda sebab membaca buku elektronik (e-book). Pada intinya dia merasa tetap dapat membaca buku-buku yang menarik dan ingin terus memaknai buku-buku dalam kepribadiannya.

Di tengah kesibukan sebagai tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Sorong, saat ini dirinya sedang membaca buku yang ditulis oleh Viktor Frankl dengan Judul "Man Search For Meaning". "Buku ini salah satu buku terbaik sejauh ini yang saya sedang baca. Buku yang mengisahkan kehidupan penulisnya dalam kamp konsentrasi Nazi" lanjut Prisil.

Viktor Frankl segera saja mengingatkan saya pada kelas pelatihan beberapa tahun yang lalu saya ikuti. Kami diputarkan sebuah video singkat tentang seorang tokoh bernama Victor Frankl dan bagaimana pandangan hidup tokoh ini yang membuatnya bisa bertahan dari begitu banyak tantangan dalam hidupnya, terutama saat dalam kamp konsentrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline