Lihat ke Halaman Asli

D. Rifanto

TERVERIFIKASI

Membaca, menulis dan menggerakkan.

Komik yang Ditulis dan Diilustrasi Anak-Anak di Papua

Diperbarui: 17 Juli 2024   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : Dayu Rifanto

Komik yang ditulis dan diilustrasi oleh anak-anak di Papua.

"Petatas adalah salah satu makanan khas dari orang Papua"

Begitu cerita Lince Degey, siswi SD Inpres VIM 2-Kotaraja, yang menulis sebuah cerita tentang Petatas atau Hipere, pada kumpulan buku komik anak-anak Papua dengan judul "Kitorang Bacarita."

Komik yang terbit pada tahun 2011 ini merupakan buah lokalatih menulis dan membuat komik yang diadakan tanggal 20-29 Juli 2011 di Abepura, Papua. Peserta yang terlibat adalah 49 orang anak Sekolah Dasar di Abepura dan sekitarnya.

Lokalatih yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Visi Anak Bangsa dan didukung oleh Freeport Peduli ini ingin mendorong terciptanya penulis-penulis masa depan Papua.

Seperti yang kita ketahui, komik merupakan salah satu bentuk berbagi cerita yang menggunakan tulisan dan gambar. Orang-orang yang membuat komik ibarat orang-orang yang sedang "berbicara" dan orang-orang yang membaca komik seperti sedang "mendengar" cerita seseorang melalui gambar dan tulisan.

Buku dengan pendekatan komik yang membuat bacaan anak berlatar Papua yang dapat kita temukan di Papua tidaklah banyak. Sependek yang saya ketahui, dapat kita temukan antara lain pada buku "Cerita Rakyat dari Sorong Selatan (Atma Jaya 2015)" yang merupakan karya dari para guru yang melanjutkan pendidikannya di Universitas Atma Jaya Jakarta dan kumpulan cerita rakyat itu diadaptasi menjadi sebuah cerita komik.

Selain itu, bisa kita lihat juga misalnya buku "Ones dan Epo (Papua Cendekia 2017)" adalah bentuk komik. Tentu saja ada buku-buku penyuluhan yang mengambil pendekatan buku komik, misalnya "Apa yang kamorang harus tau tentang Malaria (Yayasan Anak Sehat Persada) "untuk sosialisasi bahaya malaria di Bintuni. Buku "Kitorang Bacarita" menjadi buku komik lainnya yang menambah perbendaharaan buku anak dengan pendekatan komik berlatar Papua.

Membaca komik sepanjang 107 halaman dengan bagian belakang berisi foto dan biodata para penulis cilik ini, dapat kita petakan bahwa terdapat 49 cerita yang dihasilkan dari pelatihan atau lokalatih ini. Serta dapat kita bagi menjadi 10 tema besar penulisan.

Tema-tema tersebut antara lain (1) Alat Musik ; Jukulele, Fu dan Tifa. (2) Flora fauna ; Cenderawasih(2), Cenderawasih yang Terluka, Burung Cenderawasih Burung Surga, Burung Kasuari, Burung Nuri, Bia, Burung Mambruk, Biawak, Burung Kakaktua, Kuskus, Penyu, Babi Hutan. (3) Cerita rakyat ; Asal usul burung Kasuari, Asal mula Kudiai dan Tebai, Siasat Perang Caadara (2), Batu Keramat, Asal Usul Danau Sentani, Suku Hanasbey di Teluk Yotefa, Woiram, Asal Mula Burung Cenderawasih, Danau Sentani. (4) Kuliner lokal ; Petatas, Ulat Sagu, Ikan Kuah Kuning. (5) Lagu daerah ; Diru-diru nina o, Simafi, Yamko Rambe Yamko. (6) Pakaian tradisional ; Koteka. (7) Permainan anak ; Bermain Gici-gici (2), Bola Bekel, Permainan Polisi-polisi, Enggo, Bermain pecah kaleng, bermain benteng. (8) Rumah adat ; honai, karwari, kaki seribu. (9) Tarian ; Tari Selamat Datang, Lemon Nipis) dan (10) Umum ; Buah-buahan vs binatang, suku dani dan lembah baliem, tanah papua)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline