Lihat ke Halaman Asli

D. Rifanto

TERVERIFIKASI

Membaca, menulis dan menggerakkan.

Lima Sahabat dari Tiom, Papua

Diperbarui: 25 November 2021   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dayu Rifanto

Lima Sekawan dari Tiom : Sebuah Kisah Tentang Petualangan Anak

Judul : Lima Sekawan dari Tiom

Penulis : Dyah Rudhini

Penerbit : Libri

Ilustrasi : Ammar Fauzi

Terbit tahun 2016

80 Halaman

"Panggilan hati sang ayah membuat sebuah keluarga memutuskan pindah ke sebuah tempat baru dengan pemandangan alam yang memukau dan hal ini mempertemukan Bayu berkenalan dengan teman -- teman barunya." 

Buku kecil ini adalah sebuah hadiah dari seorang kawan asal Ambon, yang bekerja di Bali tetapi kemudian ia ditugaskan di Wamena. Karena ke Papua, ia mengingat saya, sahabatnya yang suka mengumpulkan buku bacaan anak berlatar Papua, sehingga buku ini ia simpankan untuk saya, terima kasih banyak teman.

Bicara soal cerita anak dan remaja yang menggunakan latar di Papua, atau sosok anak Papua dan dengan tokohnya anak lelaki mengingatkan saya pada beberapa buku antara lain ada "Genderang Perang dari Wamena" (1972, Djokolelono, Pustaka Jaya), "Beirbit Anak Kampung Beupis" (Harianto, Mitra Gama Widya, 1997), "Tragedi Lembah Mimika" (Barmin, Enkazet, 1997), "Sahabat dari Asmat" (Dewi Syafriani, Ganeca Exact Bandung, 1992), "Osakat Anak Asmat" (Ani Sekarningsih, Balai Pustaka, 1996) maupun yang cukup baru seperti "Wampasi dan Lumba -- lumba yang Terluka" (Wahyu Anisa, Kautsar, 2014), juga "Misteri Hilangnya Penyu di Pulau Venu" (Wini Afiati, 2020). Semuanya bercerita dengan tokoh anak lelaki. Yang menggunakan sudut penceritaan anak perempuan sependek pengetahuan dan pencarian yang saya dapatkan, mungkin baru buku Mageline dari Suminka (Dzikry El Han, Kemdikbud, 2018).

"Melalui tokoh lelaki, Bayu, kita akan dibawa bergerak menikmati jalinan penceritaan. Mulai dari membiasakan diri dengan daerah Tiom, mengenal kebiasaan anak -- anak kecil teman sepermainan Bayu yang bermain di wahana yang berbeda jauh dengan kebiasaan bermain Bayu, karena mereka akan bermain di kali yang jernih, perbukitan yang hijau dan indah serta persahabatan yang tulus murni antar anak manusia. Suatu ketika, Ayah dari tokoh cilik kita bernama Bayu, ingin menjadi petugas kesehatan bagi orang -- orang yang tinggal di daerah terpencil. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline