Lihat ke Halaman Asli

Humas Lapas Leok

Lapas Kelas III Leok

Kolaborasi Lapas Leok dan Puskesmas Biau, Warga Binaan Jalani Skrining HIV/AIDS dan Sipilis

Diperbarui: 16 Desember 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humas Lapas Leok

Buol, 16 Desember 2024 -- Sebanyak 100 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Leok mengikuti kegiatan skrining dan penyuluhan HIV/AIDS serta Sipilis yang dilaksanakan pada Senin, 16 Desember 2024, pukul 09.00 WITA. Kegiatan ini digelar dalam kerjasama antara Lapas Kelas III Leok dengan Puskesmas Biau untuk mendeteksi secara dini potensi penularan virus HIV dan penyakit Sipilis di lingkungan Lapas.

Kegiatan ini dimulai dengan penyuluhan terkait bahaya HIV/AIDS dan Sipilis, dilanjutkan dengan proses skrining terhadap para WBP yang secara bertahap dikeluarkan dari area blok dan diarahkan menuju aula Lapas Leok. Para petugas kesehatan dari Puskesmas Biau hadir untuk melakukan pemeriksaan serta memberikan edukasi kepada warga binaan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penularan penyakit.

Humas Lapas Leok

Kasubsi Pembinaan Lapas Leok, Moh. Yusran, S.H., dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pelaksanaan skrining ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran HIV/AIDS di lingkungan Lapas. Skrining ini merupakan langkah penting dalam upaya penanggulangan penyakit HIV dan Sipilis secara dini di kalangan warga binaan melalui pemeriksaan dan konseling.

Kepala Lapas Kelas III Leok, Galih Setiyo Nugroho, A.Md.IP., S.H., menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi yang sangat berarti antara Lapas Leok dengan Puskesmas Biau. Melalui kegiatan deteksi dini ini, diharapkan dapat menjaga kesehatan warga binaan dan mencegah penyebaran penyakit menular di dalam Lapas.

Jika hasil skrining menunjukkan adanya indikasi penyakit HIV atau Sipilis pada seorang warga binaan, pihak Lapas akan melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut dengan mengirimkan sampel dahak ke laboratorium rumah sakit untuk memastikan diagnosa.

Kegiatan berjalan dengan lancar dan aman, serta diharapkan dapat menjadi model untuk kegiatan serupa di Lapas lain guna meningkatkan kualitas kesehatan bagi warga binaan di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline