Segonde desa pisak kecamatan tujuh belas kabupaten bengkayang provinsi kalimantan Barat-- ( Ketua pokdarwis wisata air terjun riam merasap ), Libertus Abom, ketika di hubungi via whatsapp untuk menjawab tanggapan informasi dengan maraknya penangkapan perburuan ikan disungai pada musim kemarau yang melanda di sekitar wilayah Desa Pisak.
iya mengingatkan kepada masyarakat agar tidak menggunakan metode meracuni untuk menangkap ikan selama musim kemarau yang semakin panas. Ia menekankan pentingnya kesadaran akan keberlanjutan ekosistem perairan.
"Dalam musim kemarau, salah satu masalah yang sering terjadi adalah meracuni ikan. Itu berdampak sangat buruk pada lingkungan dan kesehatan, serta merusak ekosistem di air," ujarnya Kamis (18/7/2024).
Menurutnya, meracuni ikan adalah praktik yang merugikan karena melibatkan penggunaan bahan kimia berbahaya atau racun untuk menangkap ikan dengan cepat. Selain merusak ekosistem perairan, praktik ini juga berpotensi menyebabkan keracunan bagi manusia yang mengonsumsi ikan serta airnya yang terkontaminasi racun tersebut.
Ia juga menjelaskan bahwa meracuni ikan tidak hanya merusak ekosistem perairan, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan manusia. Konsumsi ikan yang terkontaminasi racun dapat menyebabkan keracunan dan masalah kesehatan lainnya.
"Kita harus menghentikan praktik meracuni ikan ini. Selain merugikan lingkungan dan ekosistem, itu juga membahayakan kesehatan kita sendiri," tegasnya.
Kepala Dusun Segonde Paulinus Mardani juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan ekosistem perairan. Ia menekankan perlunya menggunakan metode penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Kita harus menjaga keseimbangan ekosistem perairan dengan tidak meracuni ikan. Mari kita gunakan metode penangkapan yang tidak merusak lingkungan seperti menembak ikan, memancing serta mukat, yang ramah lingkungan saja, dan dapat melindungi sumber daya ikan kita agar mudah berkembang biak," pungkas Paulinus Mardani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H