Lihat ke Halaman Asli

Multiple Sclerosis

Diperbarui: 1 Maret 2022   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Multiple sclerosis (MS) adalah kondisi kekebalan neurodegeneratif dan inflamasi yang menyebabkan masalah di seluruh tubuh. Ini disebabkan oleh kerusakan penutup pelindung (selubung mielin) di sekitar saraf dan terjadinya gangguan komunikasi antara otak dengan bagian tubuh lainnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan berbagai gejala potensial, termasuk masalah dengan penglihatan, gerakan lengan atau kaki, sensasi atau keseimbangan.

Belum diketahui penyebab pasti dari multiple sclerosis, tetapi diduga penyebabnya adalah autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri. Dalam kasus MS, kerusakan sistem kekebalan ini menghancurkan zat lemak yang melapisi dan melindungi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang (mielin). Kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan juga diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya multiple sclerosis, di antaranya: (Alodokter, 2019)

  • Wanita berusia antara 16-55 tahun.
  • Terdapat anggota keluarga yang menderita multiple sclerosis.
  • Pernah atau sedang menderita penyakit mononukleosis, penyakit tiroid, diabetes tipe 1, dan radang usus.
  • Kurang mendapatkan paparan sinar matahari dan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh.
  • Kebiasaan merokok.

Dampak multiple sclerosis terhadap:

1. Hormon

Hanya dua dari hormon seks - testosteron dan estrogen - berpengaruh terhadap multiple sclerosis. Wanita dengan multiple sclerosis memiliki kadar testosteron lebih rendah daripada wanita sehat. Wanita dengan multiple sclerosis dan kadar testosteron rendah yang tidak normal memiliki lebih banyak peradangan otak daripada wanita dengan multiple sclerosis dan kadar testosteron normal (Watson, 2020). Namun, kerusakan jaringan otak yang ireversibel lebih sering terjadi pada wanita dengan multiple sclerosis dan kadar testosteron tinggi yang tidak normal.

Hasilnya berbeda untuk pria. Pria dengan multiple sclerosis dan pria sehat memiliki kadar hormon seks yang sama. Testosteron tidak mempengaruhi hasil pria. Sebaliknya, estradiol penting. Pria dengan multiple sclerosis dan tingkat estradiol tinggi memiliki tingkat kerusakan jaringan otak yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa estrogen dan testosteron dapat mempengaruhi perkembangan kerusakan jaringan otak pada multiple sclerosis.

Multiple sclerosis (MS) mempengaruhi wanita 3 kali lebih sering daripada pria. Karena hormon memainkan peran besar dalam penyakit ini, tidak mengherankan bahwa MS dapat memengaruhi periode menstruasi yang juga didorong oleh hormon. Beberapa wanita melihat perubahan gejala menstruasi setelah mereka didiagnosis dengan MS yang memungkinkan mereka melihat peningkatan gejala sindrom pramenstruasi (PMS) seperti perubahan suasana hati, lekas marah, kelelahan, nyeri, konsentrasi yang buruk, dan hilangnya minat pada seks. Dalam satu studi yang membandingkan wanita dengan MS dengan yang tidak, peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami kondisi tersebut mengalami periode dan gejala PMS yang lebih tidak teratur. Salah satu alasan perubahannya adalah suhu tubuh sedikit meningkat selama menstruasi. Bahkan sedikit peningkatan suhu dapat memperburuk gejala MS.

Hormon adalah kemungkinan penyebab lain dari hubungan antara MS dan siklus menstruasi. Hormon seks - estrogen dan progesteron - keduanya mengatur siklus menstruasi dan memengaruhi aktivitas MS. Tepat sebelum mendapatkan menstruasi, kadar hormon ini menurun, memicu gejala. Hormon juga merupakan alasan mengapa gejala MS berubah selama kehamilan. Meningkatnya estrogen dan progesteron selama 9 bulan tersebut dapat mengurangi gejala MS untuk beberapa orang (sampai setelah melahirkan).

2. Alat Indera

Masalah mata dan penglihatan menjadi hal umum terjadi pada orang-orang yang memiliki multiple sclerosis, dan mereka sering menjadi gejala pertama MS bagi banyak orang (Halodoc, 2019). Gejala MS dapat mencakup penglihatan kabur, diplopia, neuritis optik, nystagmus dan terkadang kehilangan penglihatan total.

  • Diplopia

MS dapat menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengontrol otot-otot yang memungkinkan pergerakan mata. Ketika ini terjadi, gerakan mata tidak lagi terkoordinasi, dan diplopia atau penglihatan ganda terjadi, menurut (Society, n.d.). Ini dapat menyebabkan penderita MS melihat dua gambar berdampingan atau satu gambar di atas yang lain.

  • Neuritis optic
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline