Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Bongkar Pasang, Akankah Shin Tae-yong Bernasib Sama dengan Pelatih Timnas Sebelumnya?

Diperbarui: 8 Juni 2022   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: bola.com

Esok pada Rabu 8 Juni 2022 Timnas Indonesia akan melakoni pertarungan perdana di Kualifikasi Piala Asia yang berlangsung pada 8-15 Juni di Kuwait, namun hal yang perlu disorot adalah nasib Shin Tae Yong yang akan di evaluasi setelah gelaran kualifikasi piala asia esok, senada dengan hal tersebut. 

Ketua umum PSSI lewat wawancara dengan CNN mengatakan bahwa untuk saat ini pelatih Shin Tae Yong diaggap tidak bisa memenuhi ekspektasi dari federasi karena rentetan hasil yang kurang bagus saat gelaran Sea Games edisi terakhir yang berlangsung di Vietnam kemarin, serta hasil pertandingan ujicoba melawan Bangladesh yang berakhir minor.

"Untuk target tentu kita ingin lolos ke babak berikutnya, tapi dengan komposisi lawan di satu grup cukup berat,ya kita harus memberikan semangat kepada anak anak dan Shin Tae Yong, bahwa publik di Indonesia juga menunggu  apa yang bisa diberikan untuk kita semua, tentu kita melihat cukup berat, namun harapan kita tetap lolos" ungkap ketua umum PSSI Iwan Bule kala diwawancara oleh CNN

"Kemudian untuk prestasi kita cukup tidak sesuai harapan, seperti sea games kemarin kan hanya dapat medali perunggu, kemarin lawan Bangladesh kemudian hanya kosong kosong, malah peringkat Bangladesh jauh dibawah Indonesia, ini saja ranking fifanya sudah turun gara gara kemarin imbang, target kemarin memang menang ternyata hanya imbang, artinya harus ada sesuatu yang harus di evaluasi nanti" tambah Iwan Bule.

Tentu jika federasi hanya melihat hasil yang didapatkan tanpa melihat proses yang sedang dibangun oleh Shin Tae Yong yang terjadi adalah tradisi bongkar pasang pelatih kembali terjadi, bukan tidak mungkin nasib Shin Tae Yong akan sama seperti nasib Luis Milla. 

Di mana pada saat itu Milla dianggap tidak memenuhi target oleh Federasi padahal ia berusaha membangun pondasi dari akar sepakbola Indonesia dengan mengembakan filosofi "Filanesia". 

Dan yang menjadi kontroversi bagi pecinta publik tanah air saat itu adalah mereka sudah terlanjur jatuh cinta dengan gaya permainan Luis Milla yang dinilai cocok dengan sepakbola indonesia yakni pasing dan jarak pemain yang berdekatan, dan jika melihat proses nya. Di awal melatih timnas Luis Milla juga disorot akibat langsung menelan kekalahan 3-1 kala berujicoba dengan Myanmar di stadion pakansari kala itu.

Lalu ketua umum PSSI juga menambahkan bahwa prestasi Shin Tae Yong menurun akibat menangani tiga kelompok umur pada timnas sekaligus, yakni u-20, u-23, dan senior. 

Jika berkaca dari negara tetangga asean lainya yakni Vietnam, federasi mereka juga meringankan beban pelatih dengan hanya menugaskan Park Hang Seo untuk menangan kelompok umur 23 dan senior, dan buktinya kini Vietnam dengan benih kesabaran memasang Park Hang Seo selama hampir 5 tahun lamanya sudah berhasil memanen dua kali medali emas dan piala AFF dalam beberaa waktu terakhir.

Tentu sangat disayangkan bagi federasi jika sekelas pelatih Shin Tae Yong mengalami nasib seperti Luis milla yang kontraknya tidak di perpanjang karena alasan tidak memenuhi target walaupun masih beberapa tahun saja menukangi Indonesia, untuk Shin Tae Yong sendiri, ia juga masih terikat kontrak dengan PSSI hingga 31 Desember 2023 mendatang, masih ada waktu sekitar dua tahun untuk membantu membenahi karakter sepakbola Indonesia dan membawa untuk berprestasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline