Lihat ke Halaman Asli

Seni Jathilan Yang Semakin Kehilangan Pamor

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jathilan adalah salah satu bagian dari seni tari tradisional jawa kususnya kudalumping. Seperti pada sejarah dan perkembangannya tari tradisionak ini mempertunjukan sebuah tari beraromakan mistis. Pada setiap pentas tari jathilan terdapat beberapa adegan tari yaitu: tari pembuka, tari pemakaian kuda, tari perang dan tari atraksi kesurupan.
Dengan eratnya hubungan antara seni tari dan dunia mistis, tari jathilan mempunyai kehidupan atau perawatan yang unik yaitu:
-memberi sesaji pada alat-alat yand digunakan pada seni tari ini disetiap malam jumat keliwon.
-sesaji berupa bunga tujuh rupa dan pembakaran kemenyan beserta dupa
-sesaji ditujukan untuk memberi persembahan atau hidangan bagi mahluj halus penunggu alat tersebut yang nantinya akan merasuki penari jathilan
Hal tersebut merupakan tradisi turun temurun dari leluhur masyarakat suku jawa pada masing-masing daerahnya. Pertunjukan pentas tari ini biasanya di adakan setiap peringatan HUT RI, peresmian sarana orasarana publik, hajatan dan lain sebagainya.
Disini saya membahas tentang Jathilan yang sudah mulai kehilangan pamor atau nilai magis sebagai wibawa seni tari ini. Pada masa yang lalu disetiap oertunjukan seni jathilan yang berahir dengan atraksi kesurupan selalu di peragakan atraksi-atraksi berbahaya dari para penari jathilan. Penari yang kesurupan bertingkah dan menari diluar kendali pikiran, sehingga penari sering melakukan hal-hak kurang wajar sepert:
-makan kaca
-makan ayam hidup
-makan bunga mawar
-menpas kelapa dengan gigi
-memecah kelapa dengan kepala
-makan kemenyan
-makan rokok
-makan dedaunan mentah
-makan rumput
Semua hal tersebut dilakukan atas dasar fikiran yang dikendalikan mahluk halus penunggu alat musik kesenian tersebut.
Namun Jathilan yang ada sekarang sudah lain, Jathilan yang dulunya kesurupan mahluk kasat mata berbeda dengan jathilan yang ada di saat ini karena jarang penari kesurupan sungguhan tapi yang ada penari pura-pura kesurupan atau mabuk miras. Ditambah peonton yang ikut-ikutan kesurupan dan mengacau acara pentas hanya karena mabuk dan ingin ikut menari. Mungkin hal tersebut hal biasa bagi para pelaku kegiatan penyelewengan seni tari tradisional tersebut akan tetapi bagi kami ini adalah nilai pelestarian seni leluhur yang harus dijaga wibawanya dan dikembangkan untuk kemajuannya.
Mari bersama memajukan seni tradisional bangsa indonesia dan menjaga nilai yang terkandung dalan seni warisan leluhur tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline