2024-06-15, Jakarta - Dalam upaya menghadapi tantangan krisis energi global yang semakin mencekam, pemerintah Indonesia hari ini meluncurkan program komprehensif baru yang disebut "Roadmap Energi Hijau". Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional melalui tiga pilar utama: pengembangan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan diversifikasi sumber energi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Andi, menyatakan bahwa peluncuran program ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menghadapi dinamika pasar energi global yang semakin tidak menentu.
"Kami sadar betul bahwa ketahanan energi nasional menjadi isu krusial saat ini. Krisis energi global telah menyadarkan kami akan pentingnya memperkuat kemandirian energi Indonesia," jelas Andi dalam konferensi pers di Kementerian ESDM. Salah satu target ambisius dalam
"Roadmap Energi Hijau" adalah meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 30% dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2030. Untuk mencapai target ini, pemerintah akan memberikan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan dukungan pendanaan bagi para investor yang ingin terlibat dalam pengembangan energi baru terbarukan, seperti angin, surya, panas bumi, dan bioenergi.
"Kami akan memberikan kepastian regulasi dan skema pendanaan yang menarik bagi pengembangan proyek-proyek energi terbarukan. Ini merupakan prioritas kami untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia," tegas Andi.
Selain itu, pemerintah juga akan gencar mendorong efisiensi energi di sektor industri, komersial, dan rumah tangga. Langkah ini akan dilakukan melalui program sertifikasi, pemberian subsidi, dan kampanye publik yang masif.
"Kami berharap masyarakat dan dunia usaha dapat berpartisipasi aktif dalam program ini. Kemandirian energi nasional hanya dapat dicapai melalui kolaborasi dan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan," pungkas Andi.
Untuk mendukung diversifikasi sumber energi, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan pemanfaatan gas alam dan batubara yang lebih bersih. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan teknologi pembakaran bersih untuk mengurangi emisi karbon.
"Kami tidak bisa mengabaikan peran gas alam dan batubara dalam bauran energi nasional saat ini. Oleh karena itu, kami akan mendorong pengembangan teknologi agar pemanfaatan sumber daya ini menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan," ujar Andi.
Selain itu, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir juga akan menjadi salah satu fokus dalam program ini. Pemerintah meyakini bahwa nuklir dapat menjadi sumber energi masa depan yang andal, aman, dan bebas emisi karbon.
"Kami menyadari bahwa pengembangan nuklir membutuhkan persiapan matang dan kesepakatan publik yang luas. Namun, kami yakin bahwa nuklir dapat menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang bagi ketahanan energi nasional," jelas Andi.