Baru baru ini publik Indonesia tengah di ramaikan dengan prestasi timnas sepakbola Indonesia dalam ajang kualifikasi piala dunia 2026 dengan kemenangannya atas Brunei Darussalam dengan agregat skor 12-0
Hasil positif ini tentu sangat membanggakan bagi rakyat Indonesia khususnya penggemar sepakbola tanah air. Olahraga yg menjadi kecintaan mayoritas rakyat ini tidak mengenal usia, suku bahkan agama.
Menarik untuk kita bahas adalah bagaimana pandangan agama terhadap olahraga sepakbola yang banyk digemari masyarakat.
Secara khusus olahraga yang dianjurkan oleh nabi Muhammad adalah olahraga panahan yang pada saat itu memang sangat bermanfaat karena dalam masa yang sangat rentan terjadi peperangan melawan kaum musyrik.
Bisa dikatakan bahwa olahraga sepakbola tidak pernah nabi muhamamd sebutkan dalam banyak hadits haditsnya. Tapi bukan brrti ini mengindikasikan sesuatu hal yg dianggap bid'ah.
Segala sesuatu yang baru Agama hanya membatasi dengan aturan agar hal tersebut tidak berlawanan dengan syariat, selama hal tersebut tidak berlawanan dengan aturan aturan agama walaupun tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah pada masa lalu, atau masa masa setelahnya maka hal tersebut mendapat legalisasi dari syariat agama Islam. Dengan perimbangan hal tersebut memiliki unsur manfaat dan tidak lebih sedikit dari kemafsadatannya.
Ajang Sepakbola yang diselenggarakan oleh negara negara di dunia ini meng-interpretsikan martabat suatu negara. Dalam hal ini agama sangat menjaga akan adanya harga diri suatu bangsa, terlebih negri kita adalah negri yang mayoritas penduduknya beragama muslim. Bukan negara Islam namun dengan mayoritas penduduknya muslim sangat besar kemungkinan mewakili nama suatu agama. Maka salah satu urgensi prestasi dalam sepakbola adalah untuk menjaga harkat martabat negara kita agar tidak menjadi bahan ejekan bangsa lain terlebih jika membawa nama agama.
Disisi lain prestasi prestasi yang diraih oleh timnas Indonesia secara alami menimbulkan rasa bangga dihati para penggemarnya yang didasari rasa bangga terhadap tanah airnya sendiri
Lalu bagaimana agama memandang fenomena tersebut?
Nabi Muhammad sebagai pembawa syariat memang tidak pernah membanggakan timnas Saudi Arabia,
Namun pernah pada suatu saat nabi Muhammad pulang dari peperangan beliau menuggangi kudanya, yang menarik adalah saat beliau semakin mendekat ke kota Madinah dari kejauhan beliau melihat bukit bukit yg ada di kota Madinah, semakin dekat dengan gebang kota beliau semakin memacu kudanya dengan cepat karena beliau sangat rindu dengan kota yang beliau cintai yang telah lama beliau tinggalkan, ini menujukan bahwa nabi mencintai kota beliau sendiri yaitu kota Madinah.