Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Nutrisi Nabati dan Hewani terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Ikan Nila pada Desa Papungan Blitar Jawa Timur

Diperbarui: 4 Desember 2022   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri. Dalam pelaksanaanya program tersebut mengharuskan mahasiwa untuk menyelesaikan dan membantu permasalahan mitra yang akan diajak bekerjasama.

Kegiatan Matching Fund ini dilaksanakan oleh mahasiswa teknik industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang terdiri dari 3 dosen pendamping lapangan yaitu Bapak Hery Murnawan.,ST.,MT , Ibu Erni Puspanantasari Putri, ST.,M.Eng.,Ph.D dan Ibu Hilyatun Nuha, ST.,MT. Untuk mahasiswa terdiri dari 53 mahasiswa yang dibagi menjadi 4-5 orang untuk setiap kelompoknya.

Program Matching Fund Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya diselenggarakan di Desa Papungan, Blitar, Jawa Timur. Desa papungan merupakan salah satu desa yang menggunakan dan memanfaatkan nutrisi nabati dan hewani pada ikan nila. 

Penggunaan nutrisi tersebut digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ikan nila secara lebih cepat. Bersama desa papungan setiap mahasiswa diharapkan dapat melakukan penyelesaian terhadap permasalahan yang terdapat pada di desa papungan. Saat pelaksanaan kegiatan, setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk melihat dan belajar bagaimana cara membuat nutrisi nabati dan hewani untuk pakan ikan nila.

Mengapa kegiatan ini dilaksanakan? atau apa yang melatarbelakanginya? Kegiatan ini dilakukan agar dapat membantu para petani maupun para peternak lokal desa papungan blitar dalam mengolah lahan mereka, baik itu lahan untuk pertanian maupun lahan untuk perikanan dan peternakan serta membantu para petani dan peternak dalam memperoleh nutrisi untuk tanaman maupun hewan. 

Sulitnya untuk mendapatkan subsidi pupuk untuk tanaman, atau sudah mulai berkurangnya subsidi dari pemerintah untuk petani lokal membuat para petani kebingungan karena harganya yang semakin mahal, begitu pula para peternak ikan mereka juga kesulitan dalam mendapatkan konsumsi pakan untuk ikan dikarenakan harganya yang semakin mahal. 

Oleh karena itu dengan adanya nutrisi dapat membantu para petani maupun peternak lokal dalam hal memberikan pupuk serta pakan ikan. Nutrisi untuk tumbuhan ada 8 jenis antara lain nutrisi asam amino nabati, nutrisi asam amino hewani, pestisida nabati, nutrisi PGPR, pembenah tanah, kompos cair, ZPT dan jamur jakaba. Serta nutrisi untuk pakan ikan ternak terdiri dari nutrisi nabati dan hewani.

Masalah yang dialami para peternak ikan tidak hanya kesulitan dalam mendapatkan pakan ikan yang semakin mahal, tetapi juga hasil panen yang tidak maksimal karena harga pakan yang mahal yang mengakibatkan keuntungan yang didapatkan sedikit bahkan tidak mengalami keuntungan sama sekali. 

Oleh karena itu pembuatan nutrisi nabati dan hewani untuk pakan ikan akan membantu proses pertumbuhan dan perkembangan ikan, terutama ikan nila menjadi lebih panjang, lebar dan berat lebih baik dibandingkan dengan yang tidak memakai nutrisi.

Pemberian nutrisi yang rutin dan secara terus menerus akan membuat ikan nila ini semakin berkembang dengan pesat, serta dilakukan perawatan secara rutin yaitu dengan mengecek ph air ikan secara rutin, melakukan pergantian air ikan jika diperlukan dan pemberian oksigen agar ikan dapat bertahan atau hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline