Lihat ke Halaman Asli

Pemuda dan Cinta (Refleksi Iman Kristen)

Diperbarui: 18 Mei 2017   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sebenarnya yang membuat  seseorang rela berkorban dan mau melakukan segala sesuatu bahkan sampai berani mengorbankan nyawanya demi seseorang? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena CINTA.  Cinta memang mampu membuat seseorang melakukan hal-hal yang melampaui batas kemampuannya. Dia mampu menghipnotis seseorang untuk berbuat sesuatu di luar kewajaran, sehingga sempat muncul sebuah prinsip ‘lautan luas kan ku seberangi, gunung tinggi kan ku daki,dan bla bla bla.... itulah kekuatan cinta.

Berbicara tentang cinta memang seolah-olah tidak ada ujung akhirnya. Dari zaman dahulu kala hingga hari ini, sejak kisah ramayana hingga kisah cinta fitri, dari anak-anak sampai nenek-nenek, mereka selalu membicarakan dan mencari cinta karena semua membutuhkannya.

Namun yang paling sering dan paling suka membicarakan cinta setiap harinya dan setiap waktu adalah siapa lagi kalau bukan kaum remaja dan muda-mudi. Mereka bisa lupa makan, lupa waktu, lupa belajar, lupa ortunya dan mungkin bisa lupa pada dirinya sendiri. Hal yang semacam inilah yang seringkali menimbulkan persoalan bagi dirinya sendiri, bahkan tidak sedikit yang kehilangan masadepannya.

Saya merasa prihatin pada generasi muda saat ini yang lebih memprioritaskan cinta dan asmara mereka ketimbang memprioritaskan tanggungjawabnya sebagai pelajar atau mahasiswa, lebih-lebih terhadap Tuhan dan kerohaniannya. Kiranya apa yang saya tuliskan ini dapat memberi pencerahan yang berarti untuk menterjemahkan cinta dan merealisasikannya.

  • Arti cinta

Sebutan lain dari kata cinta adalah ‘kasih’. Dalam bahasa Inggris disebut ‘love’, dalam bahasa Jawa disebut ‘tresno’, atau dalam bahasa lain juga mempunyai sebutannya sendiri. Untuk arti cinta di masa ini rasa-rasanya sudah tidak bisa dibakukan lagi, oleh karena adanya hukum ‘relativitas’, jadi setiap orang memiliki arti cinta masing-masing. Bahkan pernah dijadikan sebuah judul lagu, ‘cinta berjuta rasanya’.

Ada yang berpendapat bahwa cinta itu buta, ada juga yang berpendapat bahwa cinta itu romantis, ada pula yang mengatakan bahwa cinta itu maut. Ketika saya merenungkan masing-masing pendapat itu dan menggabungkannya dengan pengalaman pribadi, maka saya menemukan sebuah kesimpulan sementara bahwa masing-masing pendapat itu muncul dari berbagai latar belakang.

Cinta dikatakan buta dikarenakan latar belakang yang tidak pandang bulu, atau rela melakukan segala sesuatu demi cinta. Cinta dikatakan romantis dikarenakan latar belakang yang selalu indah saat dijalani. Tetapi sebaliknya jika saat dijalani selalu yang menyakitkan maka cinta itu dikatakan maut, karena mengakibatkan luka dan membawa kematian. Namun secara umum semua orang lebih menyetujui jika cinta itu selalu yang indah-indah dan menyenangkan.

  • Rasa cinta dan ingin dicintai

Jika banyak orang yang setuju dan menyukai bahwa cinta itu menyenangkan maka ada sesutau yang melatarbelakanginya. Sepertinya latarbelakang yang paling kuat adalah rasa cinta dan ingin dicintai. Setiap orang yang dilahirkan dari rahim seorang ibu, baik laki-laki maupun perempuan, semua memiliki benih-benih cinta. Mereka ingin dicintai dan akan mengungkapkan rasa cintanya. Benih cinta itu akan selalu bertumbuh dalam setiap perkembangan dari tahun ke tahun di dalam diri manusia.

Cinta itulah yang membuat setiap orang demikian bersemangat menjalani kehidupan. Karena benih cinta itu akan hidup dan mengalir, baik cinta terhadap orangtua, cinta terhadap anak, cinta terhadap pasangan, lebih-lebih cinta terhadap lawan jenis, secara otomatis akan menjadi bagian hidup setiap manusia. Sepertinya rasa cinta ini hampir menguasai seluruh isi kehidupan manusia. Baik di dalam rumah, di sekolahan, di tempat kerja, sampai-sampai di restaurant, di sawah-sawah ataupun di persimpangan-persimpangan jalan.

  • Cinta yang mencandu anak muda

Kekuatan cinta yang sudah menempel dalam diri setiap manusia seringkali menyebabkan lompatan-lompatan batas kewajaran tindakan seseorang. Tidak sedikit angka perkelahian, tindak pemerkosaan dan bunuh diri yang dengan alasan demi sebuah cinta. Biasanya ini terjadi dikalangan anak remaja dan muda mudi. Oleh karena mereka masih belum mampu menterjemahkan dan menerapkan cinta dengan sebenar-benarnya.

Apalagi dengan berkembangnya tekhnologi informatika, adanya smartphone ternyata menyebabkan banyak orang kehilangan konsentrasi dan tanggung jawab. Saat jam pelajaran, saat ibadah, saat pertemuan, mereka bisa tertawa-tawa sendiri sambil memainkan jari jemarinya pada tuts gadjetnya. Ada yang chating, SMSan atau Bban, WAan,  dengan pacar atau temannya masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline