Lihat ke Halaman Asli

Parikan: Kritik

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kripik gosong dipangan asu. (Ngritik uwong ojok kesusu.) Kalau mengritik seseorang jangan terburu-buru. Perhatikan dan amati tingkah lakunya. Jika memang perlu dikritik, kritiklah jangan sungkan atau ragu, karena:

Jangkrik ngerik mangan timun. (Dikritik dadi apik ojok nggumun.) Kalau seseorang dikritik lalu berubah menjadi baik, jangan heran. Kita perlu heran jika orang yang dikritik tidak juga berubah, seperti anggota DPR, misalnya. Mereka itu:

Pitik walik turu kloso. (Dikritik bolak-balik gak rumongso.) Dikritik berulang kali tetapi tidakmerasa bersalah. Ini namanya ndableg. Karena itu:

Tuku batik numpak sekuter. (Gak gelem dikritik, uripo sing bener.) Kalau nggak mau dikritik, hiduplah yang benar, yang semestinya. Bukannya ngumbar howo nepsu. Tetapi:

Krupuk upil asin rasane. (Rembug usil cukup sakmene.) Diskusi tentang kritik sampai di sini dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline