Lihat ke Halaman Asli

(Rase) Prajurit Telik Sandi Mahapatih Gajah Mada

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_106344" align="alignleft" width="300" caption="gajah mada - smp2buduran.blogspot"][/caption] Gajah Mada adalah salah satu mahapatih Majapahit. Dia sangat terkenal dengan sumpahnya ‘AmuktiPalapa’. Karena menepati sumpahnya itulah dia berupaya keras dan akhirnya berhasil mempersatukan nusantara di bawah bendera Majapahit. Sekalipun demikian, sejarah tidak mencatat masa kecil Gajah Mada. Tak ada yang tahu asal-usul orang besar ini. Hal ini menunjukkan bahwa Gajah Mada bukan berasal dari kaum ningrat, sebab setiap orang dari kaum ningrat pasti memiliki silsilah yang jelas.

Juga tidak ada yang tahu bahwa Gajah Mada mempunyai seorang prajurit yang sangat setia kepada mahapatih ini. Prajurit itu bernama Rase. Mpu Ranggenah dalam Serat Raweruh 1) menceritakan bahwa Rase bertugas sebagai prajurit telik sandi (mata-mata). Dia bergabung dengan Gajah Mada atas saran seorang lelaki tua. Rase tetap setia mengabdi kepada Gajah Mada. Bahkan, ketika sang mahapatih diasingkan di Madakaripura, Rase adalah salah satu prajurit yang selalu bersama dengan sang mahapatih.

Sayangnya, Mpu Ranggenah tidak mencatat sepak terjang sang prajurit setia ini dalam perjuangannya bersama dengan sang mahapatih junjungannya. Sekalipun demikian, di Kompasiana ini kita bisa membaca cerita masa kecil Rase sampai saat dia menjadi pemuda dan pergi ke Majapahit, seperti yang diceritakan oleh David kepada Solafide 2). Cerita tersebut akan diposting setiap hari selama bulan Mei 2011. Postingan direncanakan tayang setiap pukul 1 dini hari. Semoga kita mendapat ‘sesuatu’ dari cerita ini.

1. Makam Sepasang Klarap

2. Lelaki Tua di Tengah Hutan

3. Jurus Mengintip Jurus

4. Udheng Pasar Prambon

5. Copot Eh Copet

6. Kesaktian Mbah Ganyong

7. Kematian Ular Sawa

8. Jurus Garan Pacul

9. Tangen Rungon

10. Maling Misterius

11. Panen Padi Yang Gempar

12. Honocoroko

13. Begal Alas Pandanagung

14. Sinden Desa Klumpit

15. Pedang Kayu Jati

16. Agni Sang Dewa Api

17. Suara di Puncak Pepohonan

18. Gemandul Kalong

19. Ronasmara

20. Wanita Renta Terlunta

21. Kembang Desa Wadhung

22. Si Malakampret

23. Ramandarasa

24. Turonggo

25. Tamu Rahasia

26. Prajurit Kerajaan

27. Pengakuan Kejujuran

28. Kedok Penyamaran

29. Empat Pohon Beringin

30. Menuju Majapahit

Moral:

Gajah Mada adalah ‘orang kecil’ yang kemudian menjadi ‘orang besar’. Jangan pernah meremehkan sesuatu yang kecil, karena pada saatnya dia akan menjadi sesuatu yang besar.

--------------

1) Hoahoahoahoahoa

2) Hoahoahoahoahoa juga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline