Lihat ke Halaman Asli

David Pratama

siap grak

Tidak Ada Sehat yang Instan!

Diperbarui: 1 September 2016   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Saya pernah tertarik dengan salah satu iklan produk herbal yang dapat membuat tubuh langsing hanya dalam waktu dua minggu. Gila kan?? Siapa yang tidak kepincut coba membaca iklan yang seperti ini? Apalagi di dalam iklan tersebut ada foto perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan obat herbal. Wow... jauh benar bedanya! Hanya dalam dua minggu, cukup setiap pagi dan sore mengonsumsi obat yang ditawarkan, perut yang buncit bisa menyusut!! Tanpa berpikir panjang lagi saya pun mencobanya. Bukan hanya janjinya yang menarik, tetapi harganya pun cukup terjangkau. Hari pertama... hari kedua... dan tibalah di hari ketiga saya mencoba obat herbal tersebut, mulailah ada reaksi yang tidak biasa. Bukannya perut semakin menyusut, tapi lambung malah menjadi perih. Dan di hari keempatnya, saya diare, mutah-mutah, dan terbaring lemas. Saya pun mengangkat bendera putih. Menyerah, tidak melanjutkan program perampingan perut lagi. Saya pun membuang jauh-jauh sisa obat herbal tersebut dan kapok, tidak lagi jatuh ke dalam pencobaan iklan kesehatan yang aneh-aneh. Alih-alih perut menjadi ramping, obat itu malah membuat sengsara.

Ketika menceritakan pengalaman saya kepada teman yang memang berprofesi sebagai dokter, dia malah tertawa. Katanya tidak ada sehat yang instan! Kalau memang mau sehat ya harus mau berproses untuk hidup sehat. Kalau mau membakar lemak ya harus mengonsumsi makanan bergizi dan olah raga secara teratur! Kesehatan yang istan itu hanyalah bahasa iklan saja agar produk yang dijual laku. Memang, saat ini banyak sekali produk yang menawarkan janji menggiurkan yang berhubungan dengan kesehatan. Ada produk pelangsing, ada produk peninggi badan, ada klinik yang menawarkan penyembuhan segala penyakit tanpa operasi... Dan anehnya banyak orang yang percaya begitu saja!

Kesembuhan instan pun banyak ditemui dari hal-hal yang berbau mistis dan tahayul. Satu contoh fenomenal yang membuat kita geleng-geleng kepala adalah kisah Ponari, anak dengan “batu ajaib” yang kondang beberapa tahun silam. Banyak orang yang masih percaya bahwa hanya dengan meminum air kobokan batu keramat itu akan dapat sembuh dari penyakitnya. Meskipun Ponari saat ini tidak lagi membuka praktek “batu ajaib”, tapi saya yakin ada banyak Ponari-Ponari lain yang masih dipercayai membawa kesembuhan dan kesehatan dengan cara yang instan. Inilah sebenarnya penyakit masyarakat kita : ingin langsung sembuh secara instan dan mengabaikan proses menuju hidup sehat.

Hidup sehat itu kalau tidak menjadi kebiasaan memang sulit. Di awali dari hal makan. Kalau sejak kecil tidak dibiasakan makan sayuran dan makanan bergizi, ketika dewasa nantinya akan sulit untuk mengonsumsi makanan bergizi tersebut. Kenapa simbah-simbah yang hidup di desa banyak yang berumur panjang tanpa menderita penyakit? Karena sejak kecil yang dikonsumsi adalah makanan yang menyehatkan tubuh. Bahasa kekiniannya adalah organik. 

Segala sesuatu yang alami dan belum tercampur bahan kimia. Demikian pula dengan aktifitas sehari-hari. Simbah-simbah di desa sejak kecil sudah tebiasa bangun pagi, sarapan pagi, bekerja di sawah, dan istirahat pada waktu yang tepat dan cukup. Inilah yang membuat mereka panjang umur dan sehat walafiat. Gaya hidup begadang, kurang tidur, ngemil makanan ringan, terlalu banyak menghadap komputer, merokok, kurang gerak dan olah raga akan merusak tubuh kita sedikit demi sedikit. Kalau gaya hidup kita sudah tidak sehat, bagaimana kita mau mendapatkan tubuh sehat?

Kesehatan adalah hasil dari proses yang kita jalani dalam kehidupan. Tidak ada kata terlambat untuk mengawali proses itu kalau memang kita merasa belum bisa mewujudkan hidup sehat. Asalkan kita benar-benar berkomitmen, proses ini tidaklah berat untuk dijalani. Kuncinya hanyalah satu : mencintai gaya hidup sehat. 

Kalau sudah mencintai gaya hidup sehat, kita tidak akan merasakannya sebagai beban. Janganlah tergiur kesehatan-kesehatan yang instan, karena sesungguhnya tidak ada kesehatan yang instan! Abaikan saja iklan-iklan yang menawarkan kesembuhan, kesehatan, kelangsingan, atau apapun secara instan, meskipun itu dikemas dengan sangat meyakinkan. Tapi mari kita ciptakan gaya hidup sehat di dalam keluarga kita sebagai sebuah proses untuk meraih kesehatan bersama.

FacebookTwitter 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline