Lihat ke Halaman Asli

David Pardamean

David Pardamean

Tujuh Cara Mengatasi Kekakuan atau Spastisitas Otot Pasca Serangan Stroke

Diperbarui: 8 September 2021   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kekakuan otot pasca stroke memang tak ayal menjadi momok yang sangat mengganggu pada penderita strokes seperti anda. Kekakuan otot ini terjadi akibat adanya kerusakan pada otak yang menyebabkan terganggunya sinyal antara otak dan otot akibat kerusakan pada otak pasca serangan stroke. Proses terjadinya spastisitas pasca stroke masih tidak terlalu dimengerti. 

Beberapa menduga dikarenakan putusnya hubungan impuls otak ke otot, maka medulla spinalis ( Saraf besar yang ada di tulang belakang) mengambil alih kontrol tonus otot yang menyebabkan spastisitas. Ada beberapa cara mengatasi kekakuan/spastisitas otot pasca stroke yang dapat anda coba.

Sampai saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan spastisitas/kekakuan otot pasca stroke, namun ada beberapa cara yang dapat membantu anda dalam mengurangi kekakuan pasca stroke.

Berikut adalah 7 cara yang dapat anda coba dalam mengatasi kekakuan/spastisitas otot pasca stroke:

  1. Mulailah melatih menghubungkan kembali otak dan otot anda

Kerusakan otak pasca stroke menyebabkan terjadinya putus/terganggunya impuls otak ke otot. Namun anda dapat melakukan “rewiring”, atau semacam menghubungkan ulang impuls otak dan otot berkat adanya sifat “neuroplastisitas dari otak manusia. Neuroplastisitas membentuk jembatan baru impuls/sinyal antara otak dan otot. Hal ini dapat dilakukan dengan berlatih.

2. Aktifkan neuroplastisitas dengan melakukan latihan repetisi/pengulangan

Cara terbaik mengaktifkan neuroplastisitas adalah dengan melakukan gerakan/latihan berulang secara terus menerus, misalkan berlatih mengetik, menulis, dan hal lainnya. Saat anda melakukan repetisi, anda sedang mengaktifkan neuron/sel saraf tertentu dalam otak yang membentuk jembatan antar saraf untuk mengirim sinyal spesifik yang anda latih. 

Semakin sering anda melakukan repetisi, maka semakin kuat jembatan antar neuron yang terbentuk, maka semakin baik sinyal antar saraf dapat berjalan, sehingga hubungan sinyal antara otak dan otot akan semakin sinkron. Hal inilah yang menjelaskan mengapa kebiasaan yang anda lakukan akhirnya menjadi “otomatis” dapat anda lakukan tanpa perlu berpikir keras, misalkan menyetir.

3. Lakukan Latihan Pasif Apabila Anda tidak dapat menggerakkan Lengan Anda Sama Sekali

Hal ini anda lakukan dengan menggunakan lengan yang sehat untuk menggerakkan/melatih lengan lengan yang kaku dengan gerakan gerakan latihan. Dengan cara seperti ini maka perlahan anda juga sedang mengaktifkan neuroplastisitas, walaupun akan membutuhkan waktu yang lama. Segera setelah lengan anda yang kaku memiliki pergerakan, lakukanlah tanpa bantuan lengan yang sehat.

4. Suntikan Botox (bukan solusi jangka panjang)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline