Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Undip Sulap Kotoran Hewan Menjadi Pupuk

Diperbarui: 14 Februari 2023   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Penjelasan cara pembuatan pupuk (Dokpri)

Pracimantoro, Wonogiri (5/2/2023) -- Daerah Pracimantoro, Wonogiri kebanyakan tanahnya berupa tanah kapur sehingga masyarakatnya yang mayoritas memiliki ladang pertanian maupun perkebunan memerlukan pupuk supaya tanamannya dapat tumbuh dengan optimal, namun penggunaan pupuk kimiawi lama-kelamaan dapat merusak tanah dan juga selain itu harga pupuk yang melambung tinggi juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk menggunakan pupuk.

Rata-rata masyarakat di Kelurahan Gedong memiliki hewan ternak di sekitar rumahnya, biasanya kotoran hewan ternak terebut hanya dibiarkan menumpuk lalu diaplikasikan di tanah sebelum menanam tumbuhan di ladang sehingga banyak menimbulkan hama dan tanaman pun tumbuh tidak optimal, oleh karena itu pada Hari Minggu (5/2/2023) mahasiswa KKN Undip yakni Muhammad Dimas Saputro mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan dengan cara fermentasi guna membantu masyarakat Kelurahan Gedong dengan permasalahan pupuk.

Gambar 2. Proses Pembuatan Pupuk (Dokpri)

Adapun cara membuat membuat pupuk organik dari kotoran hewan adalah sebagai berikut :

  • Sediakan kotoran ternak yang sudah dikeringkan, EM4, molases, dan seember air.
  • Larutkan EM4 dan molases ke dalam air dengan perbandingan 1:1:100.
  • Lalu taburkan larutan probakteri tersebut ke kotoran hewan ternak secara merata.
  • Lalu simpan kotoran ternak yang telah ditaburi larutan probakteri di tempat kedap udara supaya terjadi fermentasi secara anaerob minimal selama 1 minggu.
  • Setelah terfermentasi pupuk dapat diaplikasikan pada tanah sebelum menanam tumbuhan di ladang perkebunan maupun pertanian.

Dengan pelatihan pembuatan pupuk ini diharapkan masyarakat Kelurahan Gedong dapat mengolah limbah kotoran ternak menjadi hal yang bermanfaat, sehingga dapat meminimalisir pengeluaran untuk membeli pupuk yang harganya makin menjulang tinggi dan dapat mengurangi kerusakan tanah di daerah tersebut.

Gambar 3. Poster Pembuatan Pupuk/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline