Lihat ke Halaman Asli

IPK atau KPI Sama Aja

Diperbarui: 1 Oktober 2024   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dulu, saat masih kuliah, setiap semester menjadi momen yang penuh tekanan. Meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukanlah perkara mudah. Setiap ujian, tugas, dan presentasi terasa seperti pertarungan hidup dan mati. Tidak jarang saya menghabiskan malam hingga larut, dikelilingi oleh tumpukan buku dan catatan, berharap bisa meraih nilai yang memuaskan. Rasanya, seluruh dunia menilai saya hanya dari angka-angka yang terpampang di transkrip.

Setelah berjuang keras, akhirnya lulus dan mendapatkan pekerjaan impian. Namun, stres yang dulu saya alami kini bertransformasi menjadi bentuk lain: stres di tempat kerja dengan Key Performance Indicator (KPI). Kini, bukan hanya nilai yang harus dijaga, tetapi juga target-target yang ditetapkan perusahaan. Setiap bulan, saya dihadapkan pada angka-angka yang harus dicapai---jumlah penjualan, tingkat kepuasan pelanggan, atau efisiensi kerja. Tekanan untuk terus memenuhi KPI tidak kalah hebatnya dibandingkan saat saya berjuang untuk IPK.

Kadang, saya merasa terjebak dalam lingkaran tanpa akhir. Kuliah adalah masa ketika saya berusaha memenuhi ekspektasi diri sendiri, sementara pekerjaan adalah tentang memenuhi ekspektasi orang lain. Di tengah kesibukan, saya kadang merindukan masa-masa kuliah yang meskipun penuh stres, tetapi juga dipenuhi oleh harapan dan kebebasan untuk belajar tanpa batas.

Tapi, di balik semua stres ini, saya menyadari satu hal: baik di dunia akademis maupun profesional, tantangan yang saya hadapi adalah bagian dari proses belajar. Setiap tekanan adalah kesempatan untuk berkembang, untuk memahami diri lebih dalam, dan untuk menemukan cara baru dalam menghadapi masalah. Meskipun stres itu nyata, saya belajar untuk mengelolanya---mengatur waktu, mencari dukungan dari rekan kerja, dan mengambil waktu untuk diri sendiri.

Akhirnya, perjalanan dari IPK ke KPI mengajarkan saya bahwa stres adalah bagian dari kehidupan, dan yang terpenting adalah bagaimana kita meresponsnya. Setiap tantangan membawa kita lebih dekat pada tujuan kita, baik itu di bangku kuliah maupun di dunia kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline