Lihat ke Halaman Asli

Drama Cinta Pengusaha dan Pemerintah

Diperbarui: 25 September 2024   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Memahami Motivasi Perusahaan di Balik Tindakan Mereka dalam Kebijakan Upah Minimum

Pemerintah saat ini tengah gencar mendorong peningkatan kesejahteraan karyawan dengan menaikkan upah minimum. Kebijakan ini diambil demi merespon tuntutan publik yang menginginkan perbaikan taraf hidup. Namun, keputusan pemerintah ini kerap menimbulkan gesekan dengan perusahaan, yang terkadang enggan mengikuti regulasi tersebut. Pemahaman akan motivasi perusahaan dalam merespon kebijakan ini penting untuk menilai lebih objektif situasi yang terjadi.

 Resistensi Perusahaan terhadap Kenaikan Upah Minimum

Bagi perusahaan, kenaikan upah minimum bukanlah hal yang sederhana. Mereka seringkali melihat kebijakan ini sebagai beban tambahan yang bisa mengganggu stabilitas finansial, terutama bagi perusahaan yang sedang merugi. Ketika perusahaan dalam situasi sulit, mereka merasa memiliki alasan kuat untuk menunda penerapan kenaikan upah minimum. Alasan yang kerap dikemukakan adalah:

1. Tekanan Finansial: Jika perusahaan tidak memiliki cukup laba atau bahkan mengalami kerugian, menambah beban operasional dengan menaikkan upah dianggap tidak realistis. Dalam konteks ini, perusahaan melihat diri mereka sebagai korban dari kebijakan yang dianggap hanya menguntungkan pihak pekerja tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan.

2. Daya Saing dan Produktivitas: Perusahaan khawatir bahwa peningkatan upah yang tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas dapat menurunkan daya saing mereka, terutama di pasar global yang kompetitif.

Pandangan Pemerintah: Menyeimbangkan Kepentingan Pekerja dan Perusahaan

Di sisi lain, pemerintah memandang kenaikan upah minimum sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok pekerja berpenghasilan rendah. Kenaikan upah dianggap dapat meningkatkan daya beli, menggerakkan perekonomian, dan mengurangi ketimpangan sosial. Namun, kritik muncul bahwa kebijakan ini sering kali dianggap mengorbankan perusahaan.

Pemerintah memang berupaya melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi finansial perusahaan. Perusahaan yang mencatatkan laba besar akan didorong untuk segera menaikkan upah sesuai ketentuan. Sebaliknya, perusahaan yang merugi memiliki peluang untuk menunda kenaikan ini. Namun, dinamika ini tidak selalu berjalan mulus, dan sering kali direspon dengan tindakan drastis oleh perusahaan.

PHK sebagai Sinyal Perusahaan terhadap Kebijakan Pemerintah

Salah satu respon umum dari perusahaan ketika merasa tidak mampu menanggung kenaikan upah adalah dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Badai PHK yang terjadi di beberapa sektor dianggap sebagai sinyal dari perusahaan untuk menekan pemerintah agar lebih realistis dalam membuat kebijakan. PHK memberikan pesan bahwa jika kebijakan ini terus dipaksakan, dampaknya akan lebih buruk bagi pekerja dan ekonomi secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline