Lihat ke Halaman Asli

Peranan Pelprip di Tengah Perubahan Gereja dan Negara

Diperbarui: 8 Desember 2023   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PERANAN PELPRIP DI TENGAH PERUBAHAN GEREJA  DAN NEGARA

David Ming*

Sekolah Tinggi Teologi kadesi bogor,Indonesia

*davidmingming3@gmail.com

 
Pendahuluan

Perubahan transformasi zaman yang cepat itu tidak hanya melahirkan gaya hidup yang serba baru, keruntuhan hierarki-negara, keluarga yang pecah belah, perkawinan sementara (temporary-marriege), kaum lesbian dan homoseks serta legalitas secara spritual dan yuridis dan adanya tuntutan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik. Di pihak lain pada zaman millenium yang cepat juga memberi kejutan masa depan yang berdimensi ganda karena keterbatasan kemampuan untuk mengadaptasi.1

Hal ini diungkapkan secara menarik oleh Toffler. Kita boleh mendefinisikan kejutan masa millenium sebagai suatu krisis, baik fisik maupun psikologis, sebagai akibat kelebihan muatan (overload) pada sistem adaptif fisik organisme manusia dan proses pengambil keputusannya, dengan kata lebih sederhana, kejutan masa depan adalah reaksi manusia terhadap kejutan masa depan dengan cara yang berbeda. Gejala inipun bervariasi sesuai dengan tahap dan intensitas penyakitnya kegelisahan, permusuhan terhadap otoritas yang hendak membantu, dan kekerasan yang nampaknya tanpa sebab, sampai penyakit fisik, depresi.

Oleh sebab itu, pada zaman millennium ini, diperlukan suatu wadah yang dapat menampung dalam mengatasi semuanya itu. Dari sinilah penulis melihat bahawa hanya gereja yang dapat menghadapi tantangan tersebut.  Gereja yang memiliki visi dan misi kedepan, artinya gereja yang mengalami paradigma perubahan sesuai tuntutan pada zaman millennium ini. Itulah sebabnya, gereja yang memiliki beban visi yang kearah misi dalam menghadapi perubahan zaman ini sangat diperlukan. Maka penulis sebagai "student" akan  membahas projectnya bagaimana bila gereja yang masih menganut faham secara tradisonal/konservatif, akan terjadinya permasalahan yang mengakibatkan gereja tidak bertumbuh bahkan terlindas dengan pengaruh zaman millennium yang serba cepat dan modern.

Penulis akan melihat project transformationnya yaitu permasalahan terjadinya tantangan terhadap gereja diperkotaan, terutama bagi kaum mudanya yang merupakan generasi penerus gereja masa depan. Untuk itu diperlukan tantangan  gereja  di masa millennium untuk mengatasi kemiskinan terlebih dahulu. Karena menurut data statistik menunjukan bahwa semakin dunia memasuki era millennium, maka semakin banyak terjadinya kemiskinan. Oleh sebab itu, disinilah gereja akan melaksanakan misinya untuk membantu menghadapi perubahan zaman diera millennium ini.

Selanjutnya, penulis membahas apakah gereja itu, bagaimana gereja menghadapi tantangan pada zaman era millennium. Dan penulis menemukan jawabannya adalah gereja masa depan, artinya gereja yang bergerak keluar dari kekonservatifan yang vacuum dan menuju kepada garis depan yang mampu menjawab tantangan diera millennium.  

Maka akan terlihat bagaimana profil gereja masa depan dan bagaimana profil gereja tradisional. Sehingga penulis menemukan jawabannya bahwa hanya gereja yang mempunyai profil gereja masa depan sesuai dengan teori yang diajarkan pada saat "D.Min Orientation And Dissertation" yang dapat mampu bertahan diera modernisasi dan globalisasi.

Ketika kita melihat dalam Alkitab tentang manusia yang pertama, Allah menciptakan dia segambar dengan Allah. Ia menjadi pria yang maksimal, ia menjadi seorang pria yang sesungguhnya Tuhan ciptakan dan tempatkan di Taman Eden (Kej 1:29; 2:15).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline