Lihat ke Halaman Asli

Renungan Akhir Tahun; SBY dan Citra Ali Fikri

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Citra Ali Fikri (30) masih nyenyak tidur. Tak ada dengkur. Lelapnya senyap. Tampak tak ada tanda gairah menyentak dalam dirinya bahwa pergantian tahun segera tiba. Barangkali Citra bermimpi merenung tentang begitu banyak kata, laku, dan peristiwa yang membuat sekian orang tersayat hati dan tercurah air mata akibat kata atau lakunya pada tahun dua nol satu satu.

Barangkali SBY bermimpi hal yang sama seperti dugaan saya terhadap mimpi merenung ala Citra Ali Fikri siang ini. Tapi bedanya, dalam mimpi merenung itu, Citra hanya melukai hati beberapa orang saja, namun SBY membuat begitu banyak orang terluka hatinya, akibat gaya kepemimpinan yang mengoyak hati rakyat.

Bermimpi merenung. Agak aneh memang. Sebab merenung itu dilakukan tatkala kita dalam suasana sadar, se-sadar-sadarnya. Apakah Citra dan SBY di akhir tahun ini melakukan refleksi hidup se-sadar-sadarnya? Entah.

Sokrates pernah berkata, hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang sia-sia! Refleksi hidup tak hanya soal melukai atau dilukai. Hidup yang tak direfleksikan ibarat bendungan: jika dibiarkan satu celah kecil yang hanya bisa dirembesi sepercik air, percikan itu akan meruntuhkan, dan tak lama kemudian tak seorangpun bisa mengendalikan kekuatan arusnya. Setelah bendungan itu runtuh, hidup menjadi tak terkendali. Hidup yang tak pernah direfleksikan berarti hidup yang kehilangan kendali.

Citra Ali Fikri masih terlelap tidur. Kalau tadi dia tidur posisi terlentang sekarang dia tidur posisi miring. SBY, saya tidak tahu keberadaannya, mungkin saja dia lagi tidur dalam posisi persis seperti Citra Ali Fikri, miring.

Tahun dua nol satu satu, tahun miring bagi pemerintahan republik ini. Banyak peristiwa yang miring-miring terjadi. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada tahun 2012. Dari miring menjadi jatuh atau semakin kuat tegak berdiri, seperti amanat yang pernah dikatakan Soekarno pada 11 Maret 1965 di Istana Negara, “Indonesia harus tetap tegak berdiri sampai akhir zaman!”

“Ayo Citra Ali Fikri banguuun...tegak berdiri!

“Bukan ‘itu’...yang berdiri!”

“Diri yang tegak berdiri!”

“Nah, gitu donk!”

31 Desember 2011

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline