BERAPA JAM SEBAIKNYA DURASI BERMAIN ANAK YANG IDEAL ?
Oleh : David Radiant, 23 Juli 2021
Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan inovasi mainan anak-anak yang semakin pesat, membuat buah hati bertambah senang dalam bermain tanpa harus ataupun bersama dengan teman. Direktur Acosta Super Food Indonesia, Junirman Jaqin mengatakan, sebagai salah satu produsen mainan di Indonesia, selalu berinovasi dan berupaya untuk memberikan produk terbaik bagi anak-anak yang bukan hanya menghibur, tapi juga edukatif salah satu mainan tersebut adalah fun-doh atau plastisin (Liputan6.com, 2020). Beriringan dengan itu, satu lagi produsen mainan lokal yaitu MNC Animation anak usaha dari PT MNC Studios Intenational Tbk (MSIN) bekerja sama dengan Royal Kreasi Cemerlang menghadirkan rangkaian mainan lokal. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan mainan baru ini diharapkan dapat menstimulasi dan mendorong industri mainan anak dalam negeri untuk terus tumbuh dan berkembang, mainan baru tersebut bernama Bima S. Terlepas dari mainan-mainan konvensional, saat ini inovasi mainan juga telah merambah ke dunia virtual, yang sering kali disebut dengan permainan online. Kemajuan teknologi juga membawa beberapa produsen permainan mendirikan permainan berbasis aplikasi yang dapat diakses secara online melalui smartphone kapan pun dan di mana pun sehingga dapat mempermudah anak bereksplorasi dengan permainan. (Yunus, 2021)
Perlu diketahui bersama bahwa setidaknya ada enam manfaat bermain bagi seorang anak, dilansir oleh Wisnubrata (2020) melalui laman Kompas.com manfaat tersebut antara lain melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar menguasai bahasa dan proaktif berbicara yang merupakan tahapan penting untuk belajar lebih banyak mengenai kehidupan. Pengenalan kosakata baru dan tuntutan untuk berkomunikasi melatih kognitif anak dalam berbahasa atau berbicara. Manfaat kedua untuk melatih kognitif dan eksekutif, ada kalanya anak menghadapi kesulitan dan pada saat itulah kemampuan problem solving ditumbuhkan bahkan belajar membangun diskusi hingga perdebatan demi solusi. Berikutnya yaitu baik untuk kesehatan fisik, aktifitas bermain melibatkan motorik halus dan kasar sehingga baik untuk mengurangi risiko obesitas atau lesu, seiring itu kepercayaan diri anak juga meningkat. Selanjutnya kecerdasan emosional anak juga menjadi terlatih melalui interaksi bersama teman, serta terlatihnya kemampuan sosial dan emosional saat menghadapi teman baru. Terakhir, anak dapat menemukan minatnya. Anak akan menilai dirinya sendiri lebih tertarik pada kegiatan melibatkan motorik kasar-halus, atau kegiatan fisik atau sebaliknya lebih menyukai permainan bersifat imajinatif. Alih-alih pada mainan konvensional, permainan berbasis aplikasi atau yang disebut game online nya bermanfaat bagi anak, dijelaskan oleh Ardyanto (2020) melalui web Liputan6.com manfaat game online antara lain dapat menghilangkan stress, sangat cepat meningkatkan kemampuan problem solving, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kinerja otak, dan terakhir menambah koneksi pertemanan.
Namun sebagaimana yang pepatah katakan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik, tahukah anda bahwa membiarkan anak bermain terlalu lama juga tidaklah baik. Masih banyak orang tua yang belum memahami hal tersebut. Sebuah survei yang disponsori Common Sense Media menyebut survei yang dilakukan pada responden berusia 8-12 tahun Hasilnya rata-rata menghabiskan waktu selama 6-9 jam dengan gadget mereka dalam sehari. Secara statistik 78 persen dari 1.800-an orang tua ambil bagian dalam survei ini merasa mereka adalah role model atau contoh yang baik bagi anak-anaknya (Sativa, 2016). Bermain terlalu lama juga memiliki dampak buruk. Penelitian yang dilakukan Indiana University di Amerika Serikat membandingkan hasil pindai MRI pada 28 anak yang belum pernah memainkan video game yang mengandung kekerasan dengan hasil pindai MRI anak yang sama setelah mereka memainkan video game yang mengandung kekerasan setiap hari selama 1 minggu hasil pindai menunjukkan bahwa bagian otak yang berperan dalam emosi mengalami aktivitas yang lebih sedikit setelah mereka rutin memainkan video game mengubah struktur kimia otak dan meningkatkan produksi dopamine secara berlebihan dan diasosiasikan dengan masalah ketergantungan bahkan kecanduan obat terlarang (Zwitsal, 2017).
Berdasarkan urian di atas bahwa bermain itu baik bagi anak sehingga anak tidak boleh kehilangan kesempatan dalam bermain, namun apabila berlebihan juga memberikan dampak yang kurang bagus. Jadi sebenarnya tulisan ini diperuntutkan untuk mengetahui berapa lama sih waktu atau durasi ideal bagi anak yang baik untuk bermain itu ?
Isi / Pembahasan
Tahukah Parents dampak buruk bagi anak yang punya banyak mainan atau terlalu lama bermain ?. Menurut Shelley Lindauer, PhD., dalam Angguni (2021) dapat menyebabkan kewalahan dan merasa terganggu akibat kelebihan mainan, anak menjadi kesulitan menghargai dan rendahnya perasaan bertanggung jawab diakibatkan mainan-mainannya. Sedangkan dalam sisi bermain game yang berbasis aplikasi, terlalu lama bermain game online dapat menyebabkan kesehatan mata terganggu, Gangguan motorik karena kurang bergerak, nyeri sendi karena overtime menunduk, menurunkan tingkat konsentrasi kerena perubahan struktur dendrit sel-sel dalam otaknya yang berakibat mudah lupa dan gagal fokus, anak menjadi anti sosial dikarenakan memilih bermain komputer daripada bersosialisasi, tidak hanya itu anak juga akan kesulitan komunikasi dan memberikan respon lawan bicara, paling terakhir anak menjadi agresif karena permainan yang dimainkan seperti peperangan yang biasanya memiliki emosi tinggi (Handayani, 2021)
Sedangkan apabila anak kekurangan bermain menurut Peter Gray, profesor penelitian psikologi di Boston College penulis dari web Brightside.me dalam Wibowo (2020) dampaknya sebagai berikut :
- Memperlambat perkembangan anak
- Semakin banyak anak-anak bermain, semakin berkembanglah kepribadian mereka, dan mereka bisa sekaligus belajar mengembangkan kompetensi dasar untuk menjadi dewasa.
- Kurangnya kontrol emosi anak
- semakin sedikit waktu yang mereka gunakan untuk bermain, maka semakin sedikit juga kesempatan mereka belajar mengenai emosi dan cara mengendalikannya. Kurangnya kontrol emosi bisa menyebabkan anak-anak tidak tahu bagaimana harus bertindak saat menghadapi rasa takut atau kegagalan, dan itu bisa berujung pada munculnya depresi pada diri mereka.
- Anak kesulitan mengambil keputusan
- Semakin sedikit anak-anak bermain, semakin sedikit pula mereka belajar tentang bagaimana membuat keputusan dan mencari solusi.
- Anak mudah dipengaruhi
- Dengan kurang bermain, anak-anak tidak bisa belajar membuat keputusan mereka sendiri dan akan semakin mudah dipengaruhi oleh orang lain sehingga mereka semakin mudah dimanipulasi. Akibatnya, anak-anak akan sulit menjadi pribadi yang independen dan mudah sekali terpengaruh oleh orang lain.
Oleh sebab itu, sebenarnya ada waktu yang paling ideal yang dibutuhkan anak untuk bermain, namun dalam keterbatasan kesadaran seorang anak, sepenuhnya kendali dan batasan ada di tangan orang tua. Pada salah satu website resmi, dr.Putri (2018) menjelaskan menurut studi, jumlah waktu bermain yang dihabiskan pada era digital ini tidak perlu sebanyak anak-anak beberapa dekade sebelumnya dengan maraknya penggunaan gawai, Data menunjukkan bahwa anak berusia 6-12 tahun rata-rata menghabiskan 4,5 jam waktunya berkutat dengan gawai. American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan dengan manfaat bermain yang luar biasa ditambah juga paduan mainan yang tepat sebetulnya tidak ada aturan khusus mengenai berapa lama anak harus bermain dalam satu hari. Tapi para dokter dan psikolog umumnya menganjurkan anak untuk bermain setidaknya selama 3 jam dalam sehari. Dengan catatan bahwa bermain dengan mainan atau benda fisik, melibatkan aktivitas fisik, bersifat outdoor, dan melibatkan anak dalam suatu peran khusus.