Lihat ke Halaman Asli

david julianto

Penulis/Jurnalis Amatir

Persepsi, Kolonialis dan Imperialis, Dijajah Inggris Lebih Baik Ketimbang Belanda?

Diperbarui: 4 Maret 2021   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stamford Thomas Raffles, Portrait by George Francis Joseph via Wikimedia

Pendahuluan: Perjalanan Rekomendasi Leyden

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan bermain aplikasi Tiktok, media sosial yang saat ini sedang naik daun dengan berbagai fitur dan digemari dari berbagai generasi, sembari melihat konten-konten yang ada, saya tidak menyangka menemukan konten Sejarah yang memuat tentang periode waktu hadirnya bangsa Eropa ke wilayah Indonesia. 

Sembari melihat video tersebut, saya menyempatkan untuk melihat kolom komentarnya, pada saat membuka kolom komentar saya kaget melihat ada pertanyaan yang kurang lebih pertanyaannya seperti ini;

"Duh, kenapa ya dulu Indonesia tidak dijajah oleh Inggris aja yang lama, pastikan negara kita lebih maju, kaya negara lain yang dulu dijajah Inggris juga, apalagi bahasanya juga kita bisa pakai Bahasa Inggris, kaya Singapore"

Ada satu hal yang menjanggal bagi saya saat membaca komentar tersebut, menyimpulkan bahwa dijajah Inggris akan lebih maju ketimbang dijajah negara lain, atau bahasa mudahnya, hidup kita (Republik Indonesia) saat ini akan lebih enak dan modern. Padahal ada berbagai negara yang dijajah oleh Inggris tidak semaju negara Singapura, Australia, atau Selandia Baru.

Mungkin di antara kita yang mengingat bahwa Inggris pernah menjajah wilayah yang kini menjadi Republik Indonesia masih sangatlah sedikit, karna mayoritas masih terpaku bahwa Republik Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun dan Jepang 3 tahun, menurut G.J Resink melalui bukunya yang berjudul Bukan 350 Tahun Dijajah, hal tersebut sangatlah tidak tepat, karna faktanya ada beberapa negara lain yang menjajah Republik Indonesia seperti Prancis, Inggris dan Jepang bahkan hingga pihak swasta yaitu VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) juga sempat hadir yang pada kala itu untuk menjadi mitra dagang dengan kerajaan kerajaan lokal.

Kalau diingat, ingatan tersebut pasti hanyalah samar - samar. Tak ingatnya kita akan periode penjajahan kolonialis imperialis Inggris itu, mungkin karena waktu penjajahan Inggris itu memang sangat singkat; hanya sekitar 5-6 tahun, 1811-1816, atau mungkin guru-guru kita, baik di tingkat SMP maupun SMA hanya menerangkannya secara sangat singkat, karna periode yang tidak sepanjang Belanda, atau semenarik Jepang, padahal periode Inggris di Republik Indonesia lebih lama ketimbang Jepang yang hanya 3 sampai 3,5 tahun dan terdapat dampak yang sangat besar.

Penguasaan Inggris atas wilayah Jawa Nusantara awal abad ke-19, tidaklah dapat dilepaskan dengan situasi yang berkembang di Eropa. Konflik antara Inggris dan Prancis menjadi dua negara kerajaan yang menjadi musuh tak terelakkan. 

Napoleon Bonaparte terus berusaha untuk memperluas dan memperbesar kekuatan-kerajaannya, dan untuk itu, kaisar yang bertubuh pendek ini, bermimpi untuk menjadi yang terkuasa; ia kemudian menganeksasi Kerajaan Belanda dan mengangkat adik laki - lakinya Louis Bonaparte, sebagai raja Belanda. 

Dengan tindakannya itu, maka ia menyimbolkan bahwa Kerajaan Belanda tidak saja hanya sebagai wilayah taklukan Prancis, melainkan sungguh-sungguh merupakan bagian dari Prancis (Tim Hannigan, Raffles dan Invasi Inggris Ke Jawa, Gramedia, Jakarta, 2017, hlm 25)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline