Lihat ke Halaman Asli

Serunya Pengabdian Masyarakat Antara Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan Universiti Malaysia Perlis

Diperbarui: 15 Desember 2023   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber 1.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)

Pengabdian masyarakat tidak lagi hanya sebuah rutinitas di dunia pendidikan tinggi, ini adalah upaya luar biasa yang menciptakan dampak positif di masyarakat. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) dan Universiti Malaysia Perlis (UniMAP) menyatukan kekuatan mereka untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat di Mojokerto. 

Ini adalah kisah nyata kolaborasi luar biasa antara kedua universitas di desa Kebontunggul, Hutan, Kec. Gondang, Kabupaten Mojokerto. Di mana dua institusi pendidikan tinggi bersatu untuk membuat dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 24 November sampai dengan 26 November 2023.

Kegiatan diawali dengan pemberangkatan rombongan kedua universitas, dari Surabaya ke Lembah Mbencriang, Mojokerto. Pada saat sampai di tempat lokasi, yaitu pada sore hari, kita disambut hangat oleh kepala desa dan masyarakat lokal disana.

Sumber 2.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)

Pada malam harinya kita diajak untuk melihat kesenian tari remong dan permainan alat musik gamelan. Dalam kegiatan ini mahasiswa belajar untuk mengenal, mengapresiasi warisan budaya yang dimiliki oleh suatu komunitas atau daerah, dan menciptakan kesempatan untuk berkumpul sekaligus berinteraksi dengan orang lain dalam suasana yang rukun.

Sumber 3.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)

Keesokan harinya adalah menanam bibit tanaman obat keluarga dan pohon. Cangkul di tangan dan semangat gotong-royong, mahasiswa dari kedua universitas bergabung dalam kegiatan menanam tersebut. 

Tidak hanya sebuah aksi simbolis, tetapi juga komitmen nyata untuk meninggalkan jejak hijau di tanah Mojokerto dan hasil dari tanaman tersebut digunakan dikemudian hari. Melalui tangan-tangan mahasiswa, harapan untuk lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan tumbuh, mencerminkan bahwa pengabdian bisa dimulai dari tanah yang subur.

Sumber 4.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)

Di sela-sela kegiatan pengabdian, mahasiswa menjalin keakraban dan kebersamaan melalui kegiatan water tubing yang ceria. Di atas perahu ban, mereka mengarungi aliran sungai Mojokerto dengan senyum dan tawa. 

Water tubing bukan hanya sekadar rekreasi, tetapi juga peluang untuk melepaskan beban pikiran, mempererat ikatan antar-mahasiswa, dan menguji batas diri di tengah keindahan alam Mojokerto. 

Penanaman bibit tanaman obat keluarga dan pohon, sekaligus water tubing bukan hanya kegiatan terpisah, melainkan sebuah gerakan bersama untuk menyelaraskan edukasi dan rekreasi seimbang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline