Lihat ke Halaman Asli

David Hidayat

mahasiswa uin ws

Pendidikan Agama sebagai Pembentuk Karakter Hebat Bangsa

Diperbarui: 22 Oktober 2019   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan Agama Sebagai Pembentukan Karakter Hebat Bangsa

1. Pendahuluan

Karakter merupakan watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian manusia. Karakter juga merupakan cerminan diri seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, walaupun mereka lahir dari orang tua yang sama, hidup lingkungan sama, maupun sekolah di tempat yang sama.

Di era sekarang dimana dimana globalisasi ini remaja  kini tidak hanya monoton lagi di lingkungan keluarga, desa, dan sekolah, namun sudah bisa memiliki akses untuk melihat langsung dan terlibat dalam kehidupanlain di dunia lain dengan media dan teknologi. Kini lingkungan yang membentuk karakter seseorang menjadi semakin luas, bukan hanya dimana dia tinggal, namun juga mencakup dimana dirinya menemukan tempat dengan pemikiran yang meurutnya benar.

Dengan barbagai lingkungan yang berbeda-beda ini, membuka peluang seorang remaja salah dalam membentuk karakternya sendiri, atau bahkan bisa tersesat dalam melakukan sebuah pencarian jatidirinya dan bisa merusak moral remaja tersebet.

Bisa kita lihat diberbagai pemberitaan saat ini, banyak sekali kejahatan dan kerusakan-kerusakan moral di Indonesia baik yang dilakukan oleh rakyat ataupun pejabat pemerintahan. Moral seseorang tidak bisa terlepas dari karakter orang tesebut, karena moral merupakan cerminan karakter seseorang.Disiplin dan tertib lalulintas, budaya antri, budaya baca, hingga budaya bersih bangsa ini juga sudah mulai hilang dikatenakan karakter bangsa yang sudah mulai merosot. Dengan raport  merah akan timbul pertanyaan, mengapa Pendidikan belum bisa merubah perilaku menjadi lebih baik?, Mengapa kejujuran, disiplin, kerja keras, hingga keshalihan seolah lepas dari persoalan Pendidikan.

Kita semua, khususnya pendidik harus merenung dan bertanya ulang : bagaimana karakter bangsa ini?. Pembangunan watak atau karakter sangatlah penting. Kita ingin membangun Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berprilaku baik. Bangsa ini juga ingin menjadi bangsa yang unggul dan berrperadaban dan mulia. Peradaban ini hanya bisa kita capai apa bila masyarakat kita berkarakter dan menjadi masyarakat yang baik (good society).

Sudah saatnya membangun kembali kesadaran pentingnya berkarakter bagi bangsa Indonesia. Karakter dan Pendidikan karakter bukanlah hal yang baru untuk Indonesia, bahkan sebelum bangsa ini merdeka kita sudah ditanamkan budi pekerti, sopan santun dan ramah.

Dalam pepatah jawa disebutkan "Ajining sariro soko busono, ajining diri soko lati". Pepatah ini mengejarkan karakter menjaga performan dan menjaga lidah dari perkataan kotor dan bohong. Begitu juga nasihat "Pasir wukir gemah ripah loh jinawe, toto tentrem kerto raharja, crah agawe bubrah rukun agawe santoso" kalimat-kalimat ini sarat dengan karakter menjaga dan melestarikan lingkungan, menjaga persatuan dan kesatuan, menaati kedisiplinan, menghindari perpecahan dan percekcokan. Juga slogan "Ojo dumeh, ojo adigang adigung adiguno" yang menanamkan karakter toleran dan menghargai orang lain.

Pendidikan nasional bertujuan untuk "Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab" (UU RI Nomor 20 tahun 2003,pasal 3). Aklak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Pembahasan 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline