Di atas panggung politik, drama berbaju perak,
Kata-kata yang berapi-api, berdusta demi simpati.
Bertopeng dengan janji, yang tak pernah tunai. Berdusta demi simpati, demi apa? Demi takhta?
Kebenaran tak dapat ditukar, dengan tawa palsu, apalagi janji!
Di mimbar kebenaran, mereka berkata lantang,
Dengan lidah bercabang, berdusta demi simpati tanpa batas.
Berdusta demi simpati, itulah kejahatan terselubung,
Yang meracuni taman demokrasi, pudarkan warna-warni.
Apakah asal dusta dari pembisik? Dusta demi simpati publik?
Yang pasti, hati menolak dusta kemunafikan,
Berdusta demi simpati, hanyalah langkah yang sia-sia. Kebenaran yang hakiki takkan terganti.
Berdusta demi simpati. Munafik sang politisi..arghhhh..