Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. -- Pramoedya Ananta Toer
Kutipan diatas menjadi favorit saya belakangan ini. Bahwa apapun itu, sepanjang niat menulis untuk berbagi ide dan kebaikan, pastilah ada manfaatnya. Lagi-lagi ini mendorong saya menuliskan pengalaman menulis di Kompasiana. Tanpa berniat menggurui apalagi mengajari. Hehe
Tulisan sebelumnya di 12 Juni sudah mengulas perjalanan 1001 Poin | Tips Dari Refleksi Perjalanan Menulis di Kompasiana. Dengan ringkasan tips, antara lain:
- Tulislah saat ide itu muncul.
- Tulislah sebaik mungkin. Poin akan datang dengan sendirinya.
- Topik politik umumnya lebih diminati.
- Tulisan yang bersambung tidak akan sama jumlah viewer nya
- Tulisan yang dominan copy paste akan dihapus
- Bisa dihapus jika asal mencomot gambar tanpa menyebutkan sumbernya.
- Admin berhak 'memoles' tulisan
- Jumlah tulisan baru itu ada pasang surutnya.
- Satu tulisan bisa saja meraih beberapa kategori sekaligus
- Silaturahmi sesama penulis itu penting.
- Ada K-Rewards
Nah, hari ini berhubung momentum naik pangkat menjadi 'Taruna', dengan poin 1507, saya ingin menuliskan tambahan tips pengalaman lainnya, yang belum tertulis diatas.
- Please jangan baper misalnya tidak menjadi pilihan atau utama. Santuy aja.
- Nikmati saja vote atau rating yang disematkan. Entah dikatakan menarik atau tidak. Jika ada yang mengatakan berbeda dari nilai terbanyak voters. Anggap saja itu lucu-lucuan.
- Diberi komentar apapun. Bahkan bertentangan. Nikmati saja. Toh itu karena komentatornya membaca. Anggap saja bertukar pikiran. Ibarat tulisan kita ini presentasi. Lalu setelah presentasi ada yang mendebat atau menanyakan. Sah-sah saja kan. Hehe
- Jika ada tulisan nyeleneh, atau data nya keliru, berikan komentar untuk meluruskan. Itu menolong penulis sekaligus pembaca agar tidak mendapat pemahaman yang keliru.
- Jika artikel dihapus pun, jangan baper. Rasanya banyak senior penulis yang bahkan verified centang biru, juga pernah dihapus tulisannya. Santai aja. Bahkan jika akun mu dihapus, buat lagi akun baru. Teruslah menulis.
Ada cara agar para Kompasianer bisa meraih poin. Merujuk pada laman kompasiana 18 Oktober 2017, berikut cara dengan mengumpulkan poin agar lekas naik pangkat, yaitu:
- Mendapatkan komentar: 1 poin
- Mendapatkan nilai: 1 poin
- Posting artikel: 5 poin
- Registrasi awal: 50 poin
- Verifikasi hijau: 50 poin
- Verifikasi biru: 100 poin
- Artikel masuk daftar pilihan: 5 poin
- Artikel masuk daftar headline: 10 poin
Sering berkunjung ke tulisan Kompasiner lain, memberi rating dan komentar, biasanya mereka akan melakukan hal sama. Bantu dia dapatkan poin, dan sebaliknya. Jadi saling berbagi poin. Menarik kan. Hehe
Teruslah menulis. Paling tidak, orang-orang tahu kalau kamu masih hidup. --sepositif.com
Rangkuman tulisan
Sekalian merangkum kembali beberapa tulisan pilihan atau utama yang saya sudah tayang di Kompasiana. Barangkali bermanfaat bagi pembaca :
Kategori Energi Terbarukan / Lingkungan:
- Listrik Murah tapi Bersih? Nih, Setrum Cap Surya!
- Kala Bagaskara Tersipu Membelai Tirta (When the Sun meets the Water)
- Pentingnya Paradigma Baru: Go Renewables is a Must!
- Indonesia Bisa Hasilkan 100% Listrik dari Tenaga Surya pada Tahun 2050 : Prediksi Riset
- Wow, Memasang PLTS Layaknya Gelar Tikar
- Pengen Listrik Surya? Mimpi Kamu, "Buang" Aja ke Laut Sana!
- Perang Opini Kubu "Renewables" dan "Fossil": Film "Sexy Killers" Versus "Planet of The Humans"
- (Masih) Menyoal Salah dan Benar dalam Film "Planet of The Humans"
- Terkuak! Semakin Listrikmu Hijau, Semakin Bahagia Dirimu!
- Kecil-kecil Cabai Rawit, Covid-19 Paksa Dunia Membumi
- [Membedah] Apa Pentingnya Kendaraan Listrik? (Part-1/2)
- [Membedah] Apa Pentingnya Kendaraan Listrik? (Part-2/2)
- Energi Surya Masa Depan Indonesia
- Agri-Voltaic | Terobosan "Kawinkan" Pertanian dan Teknologi Energi
Kategori Rekomendasi Kebijakan:
- Urgensi Transaksi Non-Tunai Pasar Tradisional sebagai Protokol "New Normal"
- Bantuan Diskon Tarif Listrik, Layak namun Belum Mendapatkan?
- Review Kuliah Online pada Masa Covid-19? Banyak pembelajaran penting!
- Kuliah Tanpa Skripsi atau Tesis, Bisakah Menjadi Bagian dari "New Normal"?
- Melarung Visi Maritim dalam Konteks Energi Maritim!
- Perlunya "Membumikan" Hasil Riset!
- Perlunya Evaluasi Pelaksanaan "Working From Home"
- Kenapa PLN Butuh 'Dokter Reisa'?
- Perlunya Digitalisasi "Kasir" PLN, Gunakan Teknologi LoRaWAN untuk Pintarkan kWhmeter