Lihat ke Halaman Asli

David F Silalahi

TERVERIFIKASI

..seorang pembelajar yang haus ilmu..

Saya Tantang Bhima dan Belva untuk Dialog Terbuka!

Diperbarui: 21 April 2020   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Darah muda (sumber: naziman.com)

Darah muda darahnya para remaja..
Yang selalu merasa gagah..
Tak pernah mau mengalah..
Masa muda masa yang berapi-api..
Yang maunya menang sendiri..
Walau salah tak perduli..                       - 
Rhoma Irama

Saya tercengang dengan viralnya undangan debat terbuka dari seorang Bhima Yudisthira dengan Belva Defara. Saya langsung teringat ketika pada tahun 2018 silam, muncul berita tentang adanya keinginan dari Rizal Ramli untuk melakukan debat terbuka dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait permasalahan utang negara. Namun tidak ditanggapi oleh Sri Mulyani.

Mengapa bukan Faisal Basri saja, sang ekonom senior?  "Memangnya siapa mereka ini?" demikian batin saya. Ternyata para anak muda yang tidak jauh usianya dari saya.

Seorang Bhima Yudisthira, ekonom muda, mengundang Staf Khusus milenial Presiden Jokowi, Belva Devara, yang juga CEO Ruangguru, untuk berdebat terbuka mengenai Kartu Prakerja merupakan buntut dari polemik Ruangguru sebagai mitra penyelenggara pelatihan online Kartu Prakerja yang merupakan milik Belva sendiri. Sebagai figur di lingkaran istana, hal ini dinilai posisinya berpotensi memicu konflik kepentingan.

Ini hal positif sebenarnya. Anak muda milenial mulai menunjukkan kapasitas nya di depan publik. Tidak sia-sia negara menyekolahkan mereka ke luar negeri.

Saya kok malah berpikir, jangan-jangan mereka ini sebetulnya sahabat, sesama awardee LPDP. Bhima ingin memberikan 'hiburan' pada publik, tidak terus larut dalam pandemi Covid-19 saat ini. Baiklah, itu hanya dugaan saya saja.

Debat terbuka kok rasanya terkesan politis. Ingin menang-menangan. Saya kurang sepakat dengan diksi yang dipilih. 

Debat terbuka laksana ring tinju. Penantang ingin menjatuhkan pihak yang ditantang, dan menjadi juara baru atau babak belur dihajar. Debat terbuka biasanya dijadikan panggung politik. 

Para kontestan Pemilihan Presiden atau Pemilihan Kepala Daerah, saling serang, saling pukul, saling menjatuhkan satu dengan yang lain dalam debat ini.

Pasti ada pihak yang merasa menang, ada pihak yang merasa tersakiti. Karena memang tujuannya untuk kontestasi dan menaikkan elektabilitasnya. Untuk mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari pemirsa. Rasanya tidak ada solusi yang lahir dari debat terbuka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline