Kota Kupang merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) , walaupun bukan sebuah kota yang besar namun Kota Kupang merupakan salah satu tempat yang penting bagi provinsi NTT dengan luas daerah Kota Kupang yaitu 180,27 km² dan penduduk berjumlah 390.877 jiwa (Sumber : BPS 2015). Di Kota Kupang sendiri walaupun dilihat dari segi jumlah bisa diperkirakan bahwa kepadatan penduduk masih tergolong normal walaupun sudah ada pertambahan jumlah penduduk yang cukup besar dari tahun sebelumnya yaitu bertambah sekitar 10.000 jiwa,namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 yang jumlahnya masih sekitar 291.000 jiwa artinya Kota Kupang telah mengalami pertambahan jumlah penduduk yang cukup besar selama 7 tahun berlangsung yaitu bertambah sekitar 100.000 jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi di Kota Kupang tidak hanya dipengaruhi oleh angka kelahiran bayi ataupun gagalnya program KB namun juga dipengaruhi oleh perpindahan penduduk dari daerah lain yang berada di sekitar Kota Kupang. Kota Kupang sebagai ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, telah menjadi sasaran masuknya penduduk dari daerah lainnya untuk melakukan berbagai aktivitas, Kota Kupang dianggap sebagai pusat segala aktivitas hidup, baik dari aspek ekonomi, pendidikan dan aktivitas lainnya, sehingga “dianggap” bisa dijadikan sebagai tempat untuk bisa mendapatkan pekerjaan untuk menyambung hidup masyarakat di NTT.
Bukan hanya pertumbuhan penduduk, jika dilihat dari data persebaran penduduk kita akan menemukan bahwa ada perbedaan jumlah penduduk yang sangat besar di beberapa daerah di Kota Kupang. Misalnya saja perbedaan penduduk di Kec. Oebobo dan Kec.Kota Lama yang memiliki selisih sekitar 59.000 jiwa, dengan melihat selisih jumlah penduduk yang cukup besar kita bisa mengetahui bagaimana perbedaan kepadatan penduduk yang bisa dibilang sangat tidak merata di berbagai daerah yang ada di Kota kupang.
Berdasarkan jumlah dan persebaran penduduk yang tidak merata di Kota Kupang, kita akan menjumpai banyak perbedaan dalam berbagi hal seperti perbedaan jumlah ketersediaan jasa atau produk, perbedaan ketersediaan ruang terbuka hijau dan tempat bermain bagi anak-anak, perbedaan tingkat kebersihan yang dipengaruhi oleh kepadatan penduduk dan berbagai hal mengenai interaksi sosial masyarakat. Dari persebaran dan jumlah penduduk yang semakin meningkat di Kota Kupang, Meningkatnya jumlah penduduk tidak di ikuti dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai untuk menyerap ketersediaan tenaga kerja, bahkan menjadi pegawai negeri sipil merupakan satu dari sedikit pilihan yang umumnya dipilih oleh masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan karena kurang atau lemahnya pertumbuhan ekonomi.
Lemahnya perekonomian mempengaruhi pendapatan masyarakat terutama yang terlibat di sektor jasa atau produk, hal ini dapat dilihat dari Pengeluaran per Kapita, pengeluaran perkapita tersebut dapat menjadi ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur atau menetukan standar hidup layak. Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Kota Kupang yang nilainya sekitar 1 juta (golongan yang jumlahnya paling banyak) dapat dijadikan sebagai ukuran bahwa masih rendahnya pendapatan sehingga mempengaruhi jumlah pengeluaran.
Dari berbagai kondisi yang telah disebutkan sebelumnya dan mengingat bahwa Kota Kupang merupakan sebuah ibu kota provinsi yang sedang berkembang maka sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian yang lebih dengan menyusun perencanaan pembangunan dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk Kota Kupang dan melakukan berbagai kerjasama dengan warga Kota Kupang agar dapat memunculkan berbagai lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat mensejahterakan warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H