[caption id="attachment_143306" align="aligncenter" width="520" caption="by google"][/caption] Saat aku kecil aku suka bermain-main, berpetualang melakukan banyak hal-hal baru yang seru, melakukan hal-hal yang aku tau adalah Sesuatu keseruan dan keceriaan namun terkadang disetiap sela-selanya terdapat hayal. Hayalan yang buatku saat itu adalah cuma hayalan, ya setiap manusia pasti berhayal bukan? Beranjak remaja aku menjadi lebih murung dan jarang bersenang-senang entahlah mungkin dulu Ada hal yang sesuatu bangets. Jadi gitu deh, kadar keseruan dan keceriaan berkurang walaupun kadang aku juga masih berhayal tentang hal-hal menyenangkan dan ceria... Ku anggap waktu itu, hayalan adalah omong kosong dan lamunan tak berguna, F*ck!!!! Beranjak dewasa aku menjadi pribadi yang serius dan sensitive, itu membuat aku sulit menikmati hidup, mungkin karena aku sedang melewati perjalan berhayal yang kelam waktu itu. Keseruan dan kecerian ku tiba-tiba menghilang? Why???? Dewasa ini akupun menyadari bahwa hidup itu gabungan antara kenyataan dan hayalan , jika kenyataanmu buruk tetapi ternyata kamu mampu berhayal tentang kebaikan maka niscaya kamu bahagia. Namun bukankah hidup bukan sekedar hayalan dan manusia selalu menilai dari realitas yang ada!!! itu juga benar tetapi bagiku hayalan seperti selimut hangat untuk melindingi ku dari dinginnya Kelam.
Mr D, I am Happy Person
Jogjakarta, 23 oktober 2011
visi tanpa aksi adalah halusinasi, Semangat Pagi Pembaca #Salam :D D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H