Lihat ke Halaman Asli

Hugo Maran

Orang Sederhana

Tujuh Puisi Berlalu

Diperbarui: 27 April 2020   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari senja dan genit, aku memahami
Hidup harus mendekatkan diri kepada Tuhan Tanpa sadar, menjadi anak Tuhan adalah keseimbangan dalam hidup, untuk tetap semangat melewati badai kehidupan
Si rokok sialan dan lockdown perasaan adalah ungkapan atas kebencian kepada bumi hari ini

Namun,  tangisan petronella dalam duka bersama selalu menjadi penyejuk dalam hangatnya kopi dan aroma tubuh mu yang kian pekat dalam gelombang perasaan
Perihal tujuh puisi berlalu, tanpa adanya keindahan dan kemunafikan
Mereka mengalir bersama apa adanya aku
Bait sederhana tanpa tahu  harus menjadi apa setelah terbaca

Segalanya masih menggantung dalam degup perasaan
Bukan tentang dibaca atau pun tidak
Tetapi tertawa mu tak semanis kopi ku dan tidak cukup wangi seperti bau kentut penguasa hari ini
Pesan tujuh puisi berlalu kepada aku si tuan dari kata-kata hanyalah;


"Jangan pernah menyesali setiap getar rasa yang tumbuh, jangan sampai dia adalah siluman penguasa yang kelak jadi lakon dalam hidupmu"



Bumi, 27 april 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline