Lihat ke Halaman Asli

Menatap Masa Depan Jurnalisme

Diperbarui: 17 September 2018   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tristantoday.com

Jurnalisme berasal dari kata journal yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari yang kemudian dikenal dengan nama "Surat Kabar". Di era digital ini, jurnalisme mengalami banyak perubahan khususnya dalam media yang digunakan. Perubahan ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana jurnalisme di masa mendatang?

Jurnalisme Masa Lampau

Sebelum memasuki era digital, penonton secara pasif hanya menerima pesan yang disuntikkan oleh media massa. Sehingga di masa lampau berlaku Bullet Theory di mana informasi yang ditayangkan media seakan sebuah peluru yang ditembakkan dan langsung masuk ke pikiran kita, kemudian juga Hypodermic Needle Theory di mana kegiatan menyalurkan informasi seakan menyuntikkan obat dengan jarum yang langsung terproses dan diterima tubuh kita tanpa bisa kita sebagai penerima memberikan umpan balik.

Jurnalis di masa lampau pada umumnya hanya mencari dan memaparkan fakta saja kepada khalayak tanpa memikirkan bentuk pengemasan menarik sehingga cenderung membosankan. Di masa lampau, berita hanya disebarkan melalui surat kabar pada awalnya yang kemudian mulai berkembang dan mucnul media lain seperti radio, televisi dan majalah.

Terdapat dua tipe kegiatan jurnalistik masa lampau:

  • Reportase Investigasi

Reportase investigasi atau bisa disebut jurnalisme investigasi adalah teknik pencarian berita yang diperoleh dengan basis penelitian dan penyelidikan mendalam dan rinci dari berbagai pihak mengenai suatu fenomena atau kejadian.

  • Koran Kuning

Korang kuning atau juga dikenal dengan sebutan yellow journalism merupakan pemberitaan yang bersifat sensasional dan bombastis. 

Jurnalisme Masa Depan

Seiring berkembangnya teknologi informasi, khususnya dengan kemunculan internet, khalayak memiliki pilihan media baru untuk memperoleh informasi. Media yang sebelumnya hanya menggunakan media konvensional dalam menyebarkan berita, mulai melebarkan sayap dengan ikut berkecimpung sebagai media online. Oleh karena itu, jurnalis juga dituntuk untuk memiliki skill multimedia seperti video, foto, audio, grafik, visual, dan lainnya.

Selain itu, era digital juga memunculkan istilah Citizen Journalism di mana kegiatan jurnalistik atau pencarian berita bisa dilakukan oleh siapapun, sekalipun tidak berprofesi sebagai jurnalis. Salah satu contoh media di Indonesia yang telah memberikan ruang bagi Citizen Journalism ini adalah NET. Melalui salah satu programnya yaitu NET CJ.

Perubahan ini terlihat jelas, di masa lampau jurnalis diibaratkan sebagai watchdog atau anjing penjaga, namun di era digital ini, yang diibaratkan sebagai watchdog adalah khalayak itu sendiri. Media saat ini khususnya media online juga memungkinkan para pengaksesnya memberikan umpan balik atas informasi yang ia dapat, sehingga media bersifat dua arah.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perubahan demi perubahan yang terjadi dalam dunia jurnalisme khususnya di era digital ini menuntut setiap pelaku di dalamnya untuk lebih kritis, selektif, dan berpikiran terbuka atas setiap informasi yang masuk dan tentu diharapkan dapat menguasai setiap aspek multimedia yang diperlukan dalam era digital ini.

Referensi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline